Beijing Marah, Kapal Perang Inggris Berlayar ke Laut Cina Selatan

Kamis, 6 September 2018 19:35 WIB

Kapal perang Inggris HMS Sutherland berlayar ke Laut Cina Selatan untuk peringatkan Beijing tentang kebebasan berlayar di perairan yang dipersengketakan Cina dan beberapa negara.

TEMPO.CO, Jakarta - Beijing menunjukkan kemarahannya, Kamis 6 September 2018, setelah kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris berlayar dekat kepulauan di Laut Cina Selatan bulan lalu. Kepulauan tersebut diklaim milik Cina.

"Inggris telah melakukan provokasi," bunyi keluhan Cina yang disampaikan melalui sebuah pernyataan seperti dikutip kantor berita Reuters, Kamis.

Baca: Kapal Perang Inggris ke Laut Cina Selatan, Beijing Diperingatkan

Presiden Cina, Xi Jiping, menginspeksi latihan perang Angkatan Laut PLA di Laut Cina Selatan, Kamis, 12 April 2018. CNN -- Xinhua

Menurut keterangan dua sumber yang tak bersedia disebutkan namanya kepada Reuters, kapal perang Inggris HMS Albion mengangkut satu kontingen marinir Inggris memiliki hak melintas dekat Kepulauan Paracel.

Advertising
Advertising

"Albion melakukan perjalan ke Ho Chi Minh City setelah mengalami perbaikan dan latihan di sekitar Jepang," tulis Reuters mengutip sumber.<!--more-->

Salah satu dari sumber itu mengatakan, Beijing menyambutnya dengan mengerahkan satu kapal pemburu dan dua helikopter untuk menghadang kapal Inggris. "Namun kedua belah pihak menahan diri sehingga tidak terjadi insiden."

Sementara itu, sumber lainnya menerangkan, Albion tidak memasuki perairan yang dipersengketakan di Laut Cina Selatan. Inggris tidak mengakui klaim kawasan perairan di Kepulauan Paracel. Saat berlayar, ujar sumber, Albion berada di 12 mil laut batas perairan internasional.Pemerintah Cina membangun armada kapal selam nirawak dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence untuk mengimbangi pergerakan pasukan AS di Laut Cina Selatan dan Samudra Pasifik Barat. SCMP

Kepulauan Paracel, selama ini, diklaim masuk ke teritorial Cina. Namun, Vietnam dan Taiwan juga mengakui kepulauan itu milik mereka.

Kantor Kementerian Luar Negeri Cina melalui sebuah pernyataan yang disampaikan kepada Reuters menyebutkan, ada sebuah kapal telah memasuki perairan teritorial Cina di sekitar Kepulauan Paracel pada 31 Agustus 2018, tanpa izin. Angkatan Laut Cina telah memperingatkan agar kapal tersebut meninggalkan perairan.<!--more-->

"Kapal Inggris telah melanggar hukum internasional, hukum dan kedaulatan Cina. Cina menentang keras tindakan tersebut dan mengajukan ketidakpuasan yang sangat kuat kepada Inggris," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri.

Baca: Cina Hadang 3 Kapal Perang Australia di Laut Cina Selatan

Cina mengirim J-20 dan Su-35 setelah kapal perang Amerika Serikat USS Hopper melakukan operasi kebebasan navigasi bebas dengan jarak 12 mil laut dari pulau Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan, pada Januari 2018. Cina menciptakan pesawat tempur siluman J-20 untuk menandingi jet tempur siluman Amerika, F-22 Raptor. AP/Li Gang/Xinhua

"Cina mendesak kuat agar Inggris segera menghentikan aksi provokasi, menghindari kerusakan hubungan bilateral, perdamaian dan stabilitas regional." Kementerian melanjutkan, "Cina akan mengambil seluruh aksi yang diperlukan demi mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara."

Hubungan London - Beijing, saat ini, menuju jalan yang ruwet. Inggris berusaha mengejar ketertinggalan dengan Cina terutama sejak penandatanganan perdagangan bebas pascaBrexit. Kedua negara, sebelumnya, pernah mencapai puncak keemasan dalam perdagangan.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

14 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

15 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

15 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

19 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

19 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

22 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya