Menlu Rusia Bilang Dolar Jadi Senjata Amerika untuk Beri Sanksi

Editor

Budi Riza

Rabu, 5 September 2018 17:08 WIB

Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina). REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Washington – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan dolar merupakan senjata yang digunakan pemerintah Amerika Serikat untuk menghukum negara tertentu.

Baca:

Cegah Spekulan Dolar, BI Perketat Pengawasan ke Bank

Advertising
Advertising

“Washington segera menghentikan layanan dolar terhadap bank manapun terkait negara yang mereka ingin hukum dan juga mereka yang memiliki kaitan dengan negara itu,” kata Lavrov dalam wawacara dengan sebuah televisi Rusia seperti dikutip Sputnik News, Rabu, 5 September 2018.

Lavrov mengatakan ini menyusul pernyataan dari Geert Bourgeouis, kepala negara pemerintahan Flemish di Eropa, yang menyalahkan Washington karena menggunakan dolar sebagai senjata untuk menghukum negara-negara yang berbisnis dengan Iran.

Baca:

Presiden Turki Ajak Warga Kurangi Ketergantungan pada Dolar AS

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Ancam Pengusaha yang Tahan Dolar

Bourgeouis menegaskan Bank Investasi Eropa akan mendukung kegiatan investasi di Iran di tengah upaya Uni Eropa untuk mendorong posisi blok negara ini dalam menghadapi sanksi AS terhadap Iran.

Pernyataan kritis terhadap dolar juga dilontarkan Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, yang mengatakan dolar adalah mata uang internasional. Namun, dolar telah menjadi alat pembayaran yang beresiko saat ini. Dia membuka kemungkinan negara-negara menggunakan mata uang nasional untuk berjual beli minyak di pasar global. Rusia merupakan salah satu eksportir minyak terbesar dunia.

Baca:

Erdogan Sebut Serangan Dolar Tidak Bisa Jatuhkan Ekonomi Turki

Kontroversi soal dolar mencuat pasca ketegangan pemerintah Turki dan AS. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari Turki hingga 50 dan 20 persen pada Agustus 2018. Ini membuat Turki kehilangan pasar dan pemasukan dolar dari AS. Ini berdampak melemahnya nilai tukar mata uang lira terhadap dolar.

Presiden Amerika, Donald Trump, berkampanye di negara bagian Indiana sambil mengkritik FBI, Hillary Clinton, dan kementerian Kehakiman AS. Kamis, 30 Agustus 2018. AP

AS juga mengenakan sanksi baru terhadap Iran dengan melarang transaksi dolar pasca keluar dari perjanjian nuklir Iran, yang masih didukung lima negara besar seperti Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Cina.

Baca:

Rupiah Melemah, Kurs Jual Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS

Ini membuat Iran, Turki, serta Rusia mengancam akan meninggalkan dolar dan berbisnis diantara mereka menggunakan mata uang nasional. Cina, yang juga sedang berperang dagang dengan AS, disebut-sebut mendapat keuntungan dengan naiknya pamor yuan sebagai pengganti dolar. Cina dan Rusia telah berdagang satu sama lain dengan menggunakan mata uang masing-masing sejak beberapa tahun terakhir.

Belakangan negara seperti Irak juga menyatakan akan meninggalkan dolar untuk ekspor impor minyak dan gas. Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, juga mendesak UE untuk membuat sistem perbankan yang independen dari AS. Dalam tulisan di Handesblatt, Maas mengatakan ini perlu dilakukan untuk melindungi perusahaan Eropa yang berbisnis dengan Iran, Turki dan Rusia dari sanksi pemerintah AS seperti pembekuan aset atau uang mereka.

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

7 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

3 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya