Hegemoni Ekonomi Dunia, Media Rusia Tuduh Cina Rilis PDB Palsu

Rabu, 5 September 2018 11:30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut kedatangan Presiden Cina, Xi Jinping dalam pertemuan di Kremlin, Moskow, Rusia, 3 Juli 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Media Rusia menuduh Cina memanipulasi angka Produk Domestik Bruto atau PDB pada 2010, di mana angka yang dirilis telah menggeser Jepang sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia.

Dilaporkan ANInews, 5 September 2018, Perusahaan riset media Chinascope menerbitkan laporan dari Radio Free Asia, yang mengutip komentar yang muncul di harian Rusia Kommersant. Artikel, berjudul "Penipuan PDB", mengklaim bahwa PDB itu dimanipulasi oleh kelas berkuasa yang kuat untuk kepentingan tertentu.

Baca: Cina Bangun Bandara Termegah Dunia Senilai Rp 139 Triliun

Artikel itu mengklaim bahwa Cina bergantung pada besarnya angka PDB bahkan ketika aktivitas ekonomi non-produktif merajalela, yang secara artifisial dan manipulatif mengembungkan angka PDB.

"Sampai tingkat tertentu, ini sangat mirip dengan praktik-praktik bekas Uni Soviet dan Jepang pada 1980. Semua orang tahu apa yang terjadi dengan kedua negara itu," tulis Chinascope, mencari informasi ke Radio Free Asia, yang mengutip artikel tersebut dari Kommersant.

Advertising
Advertising

Media Rusia percaya bahwa Cina menggunakan angka PDB palsu sebagai alat untuk menghadapi negara Barat. Dengan menyatakan kembali laporan Kommersant, yang diambil oleh Radio Free Asia, Chinascope menulis bahwa hal ini bukan untuk mengatakan tidak ada kegiatan ekonomi yang tidak produktif di ekonomi pasar barat, tetapi jauh lebih sedikit daripada kegiatan ekonomi seperti itu di Cina.

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Businessturkeytoday.com/

Artikel itu mengutip contoh sebuah perusahaan, yang membangun stadion, sehingga berkontribusi pada PDB tetapi gagal menciptakan kekayaan bagi perusahaan. Pada kenyataannya, kasus itu terbukti kontraproduktif dengan menambah kesulitan keuangan untuk pengembang.

"Dalam hal ini, pertumbuhan PDB berdampak negatif terhadap kekuatan ekonomi," artikel itu menyimpulkan. Jadi bagaimana pertumbuhan PDB berarti ada pertumbuhan ekonomi?

Baca: Perang Dagang Amerika Vs Cina Berlanjut, Harga Mulai Naik

Seorang pengamat ekonom dan pembawa acara TV membandingkan ekonomi Cina dengan gelembung rapuh yang dapat meledak kapan saja.

"Ada statistik yang sangat sederhana untuk diketahui: 75 persen kekayaan orang Cina ada di pasar properti. Anda tidak perlu menjelaskan hal lain. Para pemimpin Cina berpikir mereka adalah yang terpandai dan dapat mengecilkan gelembung perlahan dan tanpa rasa sakit," seperti dikutip Chinascope.

Baca: Media Cina Sebut Trump Berkhayal Bisa Menang Perang Dagang

Para ahli Rusia percaya bahwa setelah belajar di universitas Amerika, ekonom Cina perlu memahami ekonomi sebagai perhitungan kekuatan ekonomi riil harus mengecualikan investasi keuangan non-produktif dari PDB, membuat penyesuaian untuk distribusi pendapatan, dan mengganti nilai PDB dengan perhitungan dari aset dasar masyarakat.

Berita terkait

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

15 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

22 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya