Duterte Mau Filipina Hanya Beli Senjata dari Israel, Kenapa?

Rabu, 5 September 2018 08:30 WIB

Foto 19 April 2018 ini, menunjukkan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bercanda kepada fotografer ketika dia memegang senapan Galil buatan Israel yang dipamerkan oleh mantan Kepala Kepolisian Nasional Filipina Jenderal Ronald "Bato" Dela Rosa di upacara pergantian-komando di Kamp Crame di kota Quezon timur laut Manila. (AP Photo / Bullit Marquez, File)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengatakan kepada Presiden Israel, Reuven Rivlin, bahwa Filipina hanya akan membeli senjata dari Israel karena kurangnya pembatasan.

Dilansir dari Times of Israel, 5 September 2018, Duterte memuji Israel karena membantu Filipina memenangkan perang melawan teror dan telah membantu Filipina pada masalah intelijen.

Baca: Di Israel, Asisten Minta Duterte Berhenti Ucapkan Sumpah Serapah

Duterte menginstruksikan personel militernya untuk membeli senjata dan peralatan militer secara eksklusif dari Israel. Menurutnya Amerika Serikat adalah teman baik, tetapi jika kita membeli senjata dari AS, selalu dengan batasan, termasuk juga membeli senjata dari Jerman dan Cina, tambah Duterte, tanpa merinci pembatasan apa yang dimaksudnya.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri), bersama Presiden Israel, Reuven Rivlin.[Haaretz]

Advertising
Advertising

Pada pertengahan Agustus, seperti dilansir dari Sputniknews, Duterte menyalahkan AS karena mencoba menghambat modernisasi tentara Filipina dan memasok peralatan militer bekas ke Manila.

"Apakah itu caramu memperlakukan seorang sekutu dan kamu ingin kami tetap bersamamu sepanjang waktu? Siapa kamu untuk memperingatkan kami?" kata Duterte.

Meskipun tidak terdaftar secara resmi dalam agenda kunjungannya, perjalanan Duterte ke Israel diperkirakan akan fokus pada kesepakatan senjata. Sebelumnya Duterte mengatakan Israel adalah pemasok senjata alternatif setelah AS dan negara-negara lain menolak untuk menjual senjata kepada Filipina karena alasan pelanggaran hak asasi manusia.

Baca: Duterte Sebut Filipina Lebih Baik Dipimpin Diktator

Israel pernah dikecam pada 2017 karena memasok Myanmar dengan senjata canggih selama kampanye pembersihan etnis di Myanmar terhadap Rohingya.

Israel adalah salah satu penjual senjata terbesar di dunia, dengan hampir 60 persen dari ekspor senjatanya mengalir ke kawasan Asia-Pasifik, seperti yang tercatat menurut data Kementerian Pertahanan Israel. Filipina baru-baru ini pelanggan baru yang signifikan pada 2017, dengan penjualan peralatan radar dan anti-tank senilai US$ 21 juta atau Rp 314 miliar (kurs Rp 14.960).

Pada Juli, sebuah pabrik senjata Israel dilaporkan menjual ratusan senapan serbu kepada polisi anti-narkoba di Filipina. Kesepakatan itu didahului oleh pernyataan Duterte bahwa ia akan "senang membantai" tiga juta pecandu narkoba di tengah perang melawan pelaku narkoba di Filipina, yang telah merenggut lebih dari 4.000 nyawa.

Berita terkait

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

1 menit lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

11 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

12 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

18 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

18 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

21 jam lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

23 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

1 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

1 hari lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya