Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Duterte Sebut Filipina Lebih Baik Dipimpin Diktator

image-gnews
Ekspresi Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat mendeklarasikan pembebasan kota Marawi, Filipina, 17 Oktober 2017. Militer Filipina berhasil membebaskan Marawi setelah hampir 5 bulan dikuasai kelompok militan Maute. AP Photo/Bullit Marquez
Ekspresi Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat mendeklarasikan pembebasan kota Marawi, Filipina, 17 Oktober 2017. Militer Filipina berhasil membebaskan Marawi setelah hampir 5 bulan dikuasai kelompok militan Maute. AP Photo/Bullit Marquez
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengatakan lebih baik Filipina dipimpin oleh diktator jika ia tidak ada karena korupsi dan obat-obatan terlarang begitu mengakar di Filipina. Duterte juga mengatakan lebih baik Filipina dipimpin diktator seperti Ferdinand Marcos.

Dalam pidatonya pada Kamis 30 Agustus, seperti dilaporkan Reuters, Rodrigo Duterte menegaskan kembali bahwa ia ingin berhenti sebelum masa jabatannya berakhir pada 2022, tetapi enggan menyerahkan kekuasaan kepada Leni Robredo, wakil presiden yang dipilih secara terpisah.

Baca: Ini Alasan Presiden Duterte ke Israel

Robredo telah menjadi pengkritik perang narkoba ala Duterte. Duterte mengatakan akan ada kekacauan jika tindakan kerasnya dihentikan, dan Filipina bisa lebih baik jika otoriter di pucuk pimpinan.

"Anda lebih baik memilih diktator dari orang-orang seperti Marcos, itulah yang saya sarankan," kata Duterte. "Berdasarkan suksesi konstitusional, pengganti saya adalah Robredo. Tapi dia tidak bisa menanganinya."

Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte (kedua kanan), mengucapkan sumpah jabatan di depan Mahkamah Agung Bienvenido Reyes dalam upacara pelantikan di istana Malacanang, Manila, 30 Juni 2016. Rodrigo Duterte akhirnya resmi menjadi Presiden Filipina untuk enam tahun ke depan. (The News and Information Bureau, Malacanang Palace via AP)

Kekaguman Duterte yang diekspresikan untuk Marcos yang menurut Duterte  telah difitnah, memicu kontroversial karena banyak orang Filipina masih terluka dari pemerintahan Marcos yang brutal selama dua dekade, berakhir dengan penggulingannya dalam pemberontakan yang didukung oleh tentara pada 1986.

Ribuan orang ditangkap, dibunuh, disiksa atau hilang di bawah darurat militer Ferdinan Marcos pada 1970-an.

Baca: Duterte Enggan Beli Jet Tempur F-16 Amerika, Alasannya?

Banyak yang selamat teringat kembali pengaruh politik yang dilakukan oleh keluarga Marcos, dengan janda Imelda seorang anggota kongres, putranya dan senama mantan senator yang kalah dari Robredo dalam pemilihan wakil presiden 2016, dan putrinya, Imee Marcos, seorang gubernur provinsi.

Imee Marcos, 62 tahun, diperkirakan akan maju untuk senat tahun depan dan menghadiri atau berbicara di banyak acara publik Duterte di seluruh negeri, meskipun tidak memiliki peran dalam pemerintahannya.

Pemerintah Filipina menolak memakamkan Ferdinand Marcos di komplek pemakaman Kepresidenan. Saat ini jasadnya ada di Mausoleum Umum Filipina. Reuters

Imee Marcos memicu kemarahan pekan lalu ketika dia mengatakan sudah waktunya bagi orang Filipina yang lebih tua untuk "melupakan" tahun-tahun darurat militer, seperti yang lebih muda.

Pada Februari 2018, Rodrigo Duterte juga pernah mengatakan pernyataan kontroversial, yakni jika bukan karena gaya kediktatorannya, negaranya akan stagnan dan tidak pernah membaik.

"Jika Anda mengatakan diktator, saya benar-benar seorang diktator. Jika saya tidak bertindak (seperti seorang) diktator, bajingan, tidak ada yang akan terjadi di negara ini," kata presiden pada pertemuan di Visayan, seperti dikutip dari Russia Today.

Baca: 3 Menteri Amerika Bersurat ke Duterte, Tawarkan Senjata Canggih

"Itu benar. Jika saya tidak bertindak (seperti seorang) diktator, yang merupakan gaya saya sekarang, tidak ada yang akan terjadi pada negara ini. Saya harus (bertindak seperti seorang diktator). Selain itu, Anda telah memilih saya sebagai presiden Anda. Mengapa Anda tidak mau mengikuti saya ketika semua impian saya untuk Anda?" lanjut Duterte.

Pernyataan Duterte muncul hanya beberapa hari sebelum Filipina merayakan ulang tahun ke-32 Revolusi Kekuatan Rakyat Edsa, 22-25 Februari 1986, yang akhirnya menggulingkan kediktatoran Ferdinand Marcos yang brutal.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

4 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.


Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

15 hari lalu

Foto udara menunjukan kapal-kapal yang diduga miliki Cina, berkeliaran di sekitar Pulau Thitu, salah satu dari sembilan fitur yang diduduki Filipina di Kepulauan Spratly, di Laut China Selatan yang disengketakan, 9 Maret 2023. REUTERS/Eloisa Lopez
Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.


Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

18 hari lalu

Chocolate Hills, Carmen, Bohol, Filipina. Unsplash.com/Brett Andrei Martin
Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina


Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

18 hari lalu

Para pekerja melakukan operasi penyelamatan di lokasi di mana sebuah bangunan runtuh setelah gempa bumi, di Hualien, Taiwan, dalam tangkapan layar yang diambil dari rekaman video SET TV pada 3 April 2024. SET TV/Handout via REUTERS
Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.


AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

19 hari lalu

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.
AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.


Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

21 hari lalu

Petugas menyisir lokasi gempa yang meruntuhkan sebuah bangunan di Hualien, Taiwan, 3 April 2024. Ini adalah gempa terkuat yang melanda pulau itu setidaknya dalam 25 tahun terakhir. Taiwan National Fire Agency/Handout via REUTERS
Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional


Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

21 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping melambaikan tangan saat bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di perkebunan Filoli di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Woodside, California, AS, 15 November 2023. Untuk pertama kalinya dalam satu tahun Xi Jinping dan Biden bertemu melakukan pembicaraan yang bertujuan mengurangi perselisihan antara kedua negara adidaya tersebut mengenai konflik militer, perdagangan narkoba dan kecerdasan buatan. REUTERS/Kevin Lamarque
Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.


Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

21 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

26 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

27 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.