Erdogan Sebut Serangan Dolar Tidak Bisa Jatuhkan Ekonomi Turki

Editor

Budi Riza

Minggu, 2 September 2018 08:01 WIB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan menantunya Menteri Keuangan Berat Albayrak (kanan). Via Almonitor

TEMPO.CO, Ankara – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan lembaga pemeringkat utang dari Barat berupaya melemahkan sektor perbankan di tengah serangan terhadap nilai tukar lira.

Baca:

Nilai Tukar Lira Melemah, Erdogan Menantang Operasi Dolar Amerika

Advertising
Advertising

Erdogan mengatakan ini setelah lembaga pemeringkat utang Fitch dan Moody’s, yang keduanya berbasis di Amerika Serikat, mengeluarkan pernyataan soal kondisi perbankan Turki yang dinilai mengkhawatirkan terkait melemahnya nilai tukar lira.

Sejak awal tahun, lira telah melemah sekitar 40 persen hingga ke level 7,24 per dolar meskipun mulai menguat ke level 6,55 per dolar belakangan ini.

“Jika mereka mempunyai dolar, kita punya Tuhan kita. Mereka tidak bisa menjatuhkan Turki dengan dolar,” kata Erdogan di hadapan para pendukung di Kota Balikesir di barat laut Turki seperti dilansir Dawn dan Sputnik News.

“Kesampingkan ini, tinggalkan para penipu dan pemeras itu. Mereka telah bicara banyak tentang kita,” kata dia.

Baca:

Kena Sanksi, Erdogan Sebut Amerika Tusuk Turki di Punggung

Pada Jumat lalu, pemerintah Turki mengatakan akan menurunkan tingkat pajak untuk tabungan dalam bentuk lira secara drastis. Pada saat yang sama, pemerintah menaikkan tingkat pajak untuk simpanan dalam bentuk valuta asing seperti dolar.

Ini dilakukan untuk mendorong masyarakat Turki menjual dolar yang mereka miliki dan beralih ke mata uang nasional lira.

Menurut Dawn, kebijakan pemerintah ini membantu menguatkan nilai tukar lira menjadi 6,59 dari sebelumnya 6,89 per dolar.

Mata uang Lira Turki [REUTERS]

Sebelum ini, bank sentral Turki CBRT juga telah membatasi transaksi penukaran valas untuk menekan aktivitas spekulasi mata uang lira di pasar mata uang negara itu.

Baca:

Erdogan Sebut Amerika Lancarkan Perang Dagang

Secara terpisah, Menteri Keuangan Turki, Berat Albayrak, juga mengkritik pernyataan lembaga pemeringkat utang. “Mereka mencoba membentuk pandangan pesimistik mengenai perbankan kita,” kata dia sambil menambahkan kondisi neraca keuangan perbankan Turki lebih baik dibandingkan sejumlah rival dari negara lain.

Melemahnya nilai tukar lira membuat beban biaya pembayaran utang meningkat dan ini bisa meningkatkan jumlah kredit macet perbankan di Turki.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan disaksikan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Brussels Belgia, 11 Juli 2018. (Presidency Press Service via AP, Pool)

Saat ini, menurut perkiraan JP Morgan, ada sekitar US$179 miliar atau sekitar Rp2600 triliun utang luar negeri Turki yang bakal jatuh tempo hingga Juli 2019. Sekitar US$146 miliar atau Rp2,200 triliun merupakan utang dari sektor swasta.

Baca:

Sambut Ajakan Erdogan, Warga Turki Rusak iPhone dan Buang Cola

Sebelumnya, Erdogan mengatakan Turki akan mengurangi secara drastis penggunaan dolar dalam kegiatan bisnis swasta dan pemerintah. Ini dilakukan dengan membuat kesepakatan bilateral dengan sejumlah mitra dagang utama seperti Cina, Rusia, Iran dan Ukraina.

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

4 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

7 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

6 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

8 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

9 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya