TEMPO.CO, Ankara – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan komitmen dan determinasi bangsa merupakan jaminan untuk melawan serangan terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi negara.
Baca:
Masih Tegang dengan Trump, Erdogan Bilang Bakal Lawan Terus
Erdogan mengatakan ini dalam dua acara peringatan Pertempuran Manzikert pada 1071 dan Hari Kemenangan di Turki.
“Saat kita menghadapi serangan terhadap perekonomian Turki hari ini, jaminan terbesar kita adalah komitmen dan determinasi setiap warga untuk menjaga kemerdekaan, bangsa dan masa depan,” kata Erdogan seperti dilansir Reuters, Sabtu, 25 Agustus 2018 waktu setempat.
Baca:
Sambut Ajakan Erdogan, Warga Turki Rusak iPhone dan Buang Cola
Erdogan menyebut pelemahan nilai tukar mata uang lira secara tiba-tiba dalam satu-dua pekan ini sebagai akibat dari ‘perang ekonomi’ dan menuding Amerika Serikat sebagai pelakunya.
Ini terkait penolakan pemerintah Turki atas permintaan pemerintah AS untuk melepas pastor Andrew Brunson, yang ditahan otoritas Turki dengan tuduhan melakukan kegiatan mata-mata dan terorisme. Brunson ditangkap pada Oktober 2016 pasca upaya kudeta militer gagal terhadap pemerintahan Erdogan.
Baca:
Amerika dan Turki Tegang, Trump Mencuit Soal Tahanan
Nilai tukar lira sempat melemah menjadi 7,24 per dolar namun mulai menguat dan stabil di level 6 per dolar.
Erdogan mengatakan tidak ada siapapun yang bakal bisa menghalangi bangsa Turki dari mencapai target-target besar negara untuk 2023, 2053, dan 2071.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan disaksikan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Brussels Belgia, 11 Juli 2018. (Presidency Press Service via AP, Pool)
Masing-masing tahun merupakan momen peringatan seratus tahun Hari Kemerdekaan, 600 tahun penaklukan Istanbul, dan 1000 tahun peringatan Pertempuran Manzikert.
Hubungan Turki dan AS memanas dalam tiga pekan terakhir setelah pemerintah Turki menolak membebaskan Brunson. Pengadilan di Turki juga telah tiga kali menolak pembebasan Brunson, yang telah ditahan selama 20 bulan lebih dan masih akan menjalani persidangan.
Baca:
Perang Dagang Turki - AS, 3 Ancaman Erdogan kepada Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenakan sanksi kenaikan tarif impor dua kali lipat untuk produk baja dan aluminium dari Turki menjadi masing-masing 50 persen dan 20 persen. Ini otomatis menutup pasar ekspor baja dan aluminium Turki di AS karena harga jual produk menjadi sangat mahal dibandingkan produk kompetitor.
Seperti dilansir Hurriyet Daily News, Erdogan membalas keputusan Trump dengan memboikot produk elektronik asal AS termasuk iPhone dan meminta warga membeli ponsel Samsung dan produk lokal Vestel Venus.
Erdogan juga menaikkan tarif impor ganda untuk impor produk mobil penumpang, alkohol dan tembakau masing-masing 120 persen, 140 persen dan 60 persen.
Dalam pidatonya beberapa waktu lalu, Erdogan juga menyuarakan akan meninggalkan dolar dan menggunakan mata uang Turki lira untuk berbisnis dengan negara mitra dagang seperti Rusia, Cina, Iran dan Ukraina.