4 Skandal Korupsi yang Menjerat Benjamin Netanyahu

Sabtu, 1 September 2018 20:45 WIB

Benjamin Netanyahu. [Middle East Monitor]

TEMPO.CO, Jakarta - Sara Netanyahu, istri Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan suaminya dalam penyelidikan dugaan korupsi.

Dilaporkan Jewish Telegraphic Agency, 1 September 2018, pada Kamis 30 Agustus, seorang wakil polisi di Pengadilan Distrik Tel Aviv menegaskan bahwa Sara Netanyahu adalah tersangka dalam kasus yang dikenal sebagai Kasus 4000. Sementara suaminya Benjamin Netanyahu ditetapkan tersangka enam bulan lalu.

Baca: Istri dan Putra PM Israel Diperiksa, Diduga Terlibat Suap

Penyelidikan ini melibatkan kecurigaan bahwa perdana menteri mengedepankan peraturan yang menguntungkan Shaul Elovitch, pemegang saham terbesar raksasa telekomunikasi Bezeq, dalam pertukaran untuk liputan positif dari situs berita Walla milik Bezeq. Namun ternyata Netanyahu bukan hanya terjerat satu dugaan korupsi dan berikut kasus korupsi yang menjerat Netanyahu dan orang-orang terdekatnya.

Advertising
Advertising

1. Kasus 1000

Yair Netanyahu bersama ayahnya PM Israel, Benjamin Netanyahu [RUSSIA TODAY]

Dilansir Times of Israel, dalam Kasus 1000, atau yang disebut sebagai "skandal hadiah", Benjamin Netanyahu diduga "secara sistematis" menuntut hadiah senilai sekitar US$ 282.000 (Rp 4,1 miliar) dari donatur miliarder, termasuk Arnon Milchan dan pemilik resor Australia James Packer, dengan imbalan bantuan.

Kasus 1000 menuduh bahwa sebagai imbalan atas bantuan politik, Netanyahu dan istrinya menerima hadiah mewah termasuk sampanye merah muda, cerutu dan perhiasan senilai sekitar US$ 280.000 atau Rp 4,1 miliar.

Baca: Kasus Korupsi, PM Israel Dimintai Keterangan Polisi 5 Jam

Hadiah itu berasal dari dua milyarder Australia James Packer dan produser Hollywood Arnon Milchan. Packer dilaporkan mencari kewarganegaraan Israel, yang akan memberinya keuntungan pajak yang signifikan.

Milchan menginginkan hukum yang akan memotong pajak untuk orang Israel yang menghabiskan waktu di luar negeri. Netanyahu juga dilaporkan membantu para maestro Hollywood memperoleh visa 10 tahun AS dan memajukan kepentingan bisnisnya.


2. Kasus 2000

Menteri Transportasi Israel, Israel Katz (kiri) dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.[Times of Israel]

Kasus 2000 melibatkan dugaan Netanyahu mencoba untuk mencapai kesepakatan yang akan memberinya liputan positif di surat kabar terbesar kedua Israel sebagai ganti untuk mengucilkan media saingannya, Israel Hayom, seperti dilansir dari Haaretz. Perdana menteri telah lama berupaya meredam pengaruh berita Israel Hayom, sebuah surat kabar pro-Netanyahu yang didirikan dan dibiayai oleh raja kasino Sheldon Adelson.

Dengan mencocokkan tanggal panggilan telepon dengan berita utama yang muncul di surat kabar, reporter Channel 10 Raviv Drucker mampu menunjukkan bukti tidak langsung pengaruh Netanyahu pada berbagai berita utama.

Netanyahu juga melakukan kesepakatan dengan Arnon Mozes, penerbit surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth. Dalam percakapan yang direkam, Netanyahu menawarkan untuk memotong sirkulasi pesaing utama Yedioth, Israel Hayom, dengan imbalan cakupan yang lebih menguntungkan.

3. Kasus 3000

Kasus 3000 atau yang dikenal sebagai "The Submarine Affair" atau skandal kapal selam adalah skandal paling serius yang menjerat Benjamin Netanyahu. Meskipun Netanyahu bukan tersangka dalam kasus ini, tetapi tiga orang kepercayaannya terlibat.

Baca: Kartunis Israel Dipecat Usai Menggambar Netanyahu Mirip Binatang

Dilaporkan Haaretz, ThyssenKrupp, pembuat kapal Jerman, yang diwakili di Israel oleh Michael Ganor, tersangka utama dalam skandal. Ia diduga telah menyuap pejabat pertahanan tingkat tinggi untuk kesepakatan. Ganor juga menandatangani perjanjian untuk mengubah saksi negara dalam kasus tersebut. Sebagai imbalan untuk bersaksi melawan tersangka lain, ia menjalani hukuman satu tahun penjara dan didenda US$ 2,8 juta (Rp 41 miliar). David Shimron, pengacara pribadi, penasehat dan sepupu Netanyahu, menjadi pengacara Ganor.


4. Kasus 4000

PM Israel Netanyahu, Sara (istri), dan pengusaha Shaul Elovitch, pemilik saham mayoritas perusahaan telekomunikasi Bezeq. Haaretz. Eyal Toueg, Mark Israel Salem

Kasus ini juga dikenal sebagai "Skandal Bezeq", skandal korupsi yang dimulai dengan laporan pengawas keuangan negara, yang diterbitkan pada Juli 2017, tentang hubungan Kementerian Komunikasi dan Bezeq, perusahaan raksasa telekomunikasi Israel.

Laporan menyebut bahwa Shlomo Filber, direktur jenderal Kementerian Komunikasi dan mantan asisten utama Benjamin Netanyahu, telah menyediakan Bezeq dengan dokumen-dokumen rahasia dan informasi lain dari mana perusahaan itu memperoleh keuntungan.

Baca: Memata-matai Mossad, Oposisi Israel Desak PM Netanyahu Mundur

Netanyahu menunjuk Filber di Kementerian Komunikasi setelah dia memecat Avi Berger, pendahulunya di posisi itu. Berger telah mencoba memajukan reformasi broadband yang akan merugikan Bezeq.

Laporan Pengawas Keuangan Negara juga menemukan bahwa ketika Netanyahu menjabat sebagai menteri komunikasi, ia tidak mengungkapkan persahabatannya dengan Shaul Elovitch, pemegang saham di Bezeq. Pengungkapan ini diperlukan mengingat Netanyahu memiliki wewenang untuk membentuk kebijakan yang dapat menguntungkan Bezeq.

Berita terkait

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

7 menit lalu

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

Peluang untuk terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan karena kedua belah pihak masih bersikukuh pada pendirian

Baca Selengkapnya

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

11 jam lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

11 jam lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

13 jam lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

17 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

20 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

22 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

23 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya