TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Israel, Avi Gabbay, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengundurkan diri setelah ada laporan menyebutkan dia memata-matai sejumlah pejabat keamanan.
Sebuah informasi yang disampaikan media Israel pada Kamis malam, 31 Mei 2018, mengatakan, Netanyahu pada 2011 meminta kepala dinas keamanan dalam negeri Shin Bet memonitor percakapan telepon Kepala Dinas Intelijen Mossad, Tamir Pardo, dan Kepala Staf Angkatan Darat, Benny Gantz.
Baca: Jaksa Israel Rekomendasikan Benjamin Netanyahu Korupsi
Kepala Mossad Yossi Cohen. Youtube.com
"Netanyahu yang sekarang di puncak piramida kekuasaan tidak pantas meminta Shin Bet memata-matai koleganya," kata Gabbay yang memimpin Partai Buruh sebagaimana dikutip media Israel, Channel 2.
"Dia harus pulang ke rumah," tambah Gabbay. "Tindakanya sangat tidak terhormat. Dia telah menodai kesucian negara."
Dakwaan Gabbay ini mendapatkan tanggapan dari kantor Perdana Menteri Netanyahu. Dalam sebuah pernyataan yang diterima Middle East Monitor, Netanyahu menolak tudingan tersebut sebagaimana beredar di media massa.Mantan Direktur Mossad, Tamir Pardo, saat tiba di rapat kabinet mingguan di Yerusalem, 22 Februari 2015.[AP/Ronen Zvulun]
Pardo, mantan Kepala Mossad, mengatakan, pada 2011, Netanyahu pernah meminta Yoram Cohen yang saat itu Kepala Shin Bet menggunakan kewenangannya memata-matai sejumlah pejabat senior termasuk dirinya.
Baca: Netanyahu Akui Kerja Sama Israel - Negara Arab Dilakukan Rahasia
Namun demikian, permintaan Netanyahu ditolak oleh Cohen. "Permintaan memata-matai Kepala Mossad adalah tindakan melewati batas," kata Pardo.