Gagal Blokir Telegram, Rusia Kembangkan Teknologi Baru

Jumat, 31 Agustus 2018 19:00 WIB

Tampilan close-up aplikasi pesan Telegram terlihat di ponsel pintar pada tanggal 25 Mei 2017 di London, Inggris. Aplikasi pesan yang dikembangkan oleh Pavel Durov ini, pada awalnya dibuat aman agar tidak dapat disadap oleh agensi Rusia. (Photo by Carl Court/Getty Images)

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia sedang bereksperimen dengan teknologi yang lebih tepat untuk memblokir Telegram setelah upaya untuk menghentikan layanan pesan Telegram gagal.

Telegram, yang memiliki 200 juta pengguna di seluruh dunia dan populer di negara-negara termasuk Rusia dan Iran, telah dilarang di Rusia karena menolak mematuhi perintah pengadilan untuk memberikan layanan keamanan akses ke pesan pengguna terenkripsi.

Baca: Penyebar Unjuk Rasa, Iran Perketat Instagram dan Telegram

Dilaporkan Reuters, 31 Agustus 2018, pihak berwenang Rusia mulai mencoba memblokir layanan pada April tetapi mereka secara tidak sengaja memblokir akses pengguna Rusia ke banyak layanan online yang tidak terkait, termasuk panggilan suara pada layanan pesan Viber, aplikasi berbasis cloud untuk mobil Volvo, dan aplikasi yang mengontrol kamera video Xiaomi.

Pavel Durov, pria asal Rusia yang lahir pada 10 Oktober 1984 di St. Petersburg ini merupakan seorang pendiri aplikasi pesan Telegram. Nama Pavel Durov kini tengah mencuat di media, usai dilakukannya pemblokiran aplikasi Telegram oleh pemerintah Indonesia karena diduga kerap digunakan untuk jaringan terorisme. fortune.com

Advertising
Advertising

Wired.com melaporkan alasan kenapa Rusia gagal memblokir Telegram. Ini disebabkan pada teknis infrastruktur internet. Sejak Januari 2012, Roskomnadzor telah mengadakan "Daftar Tunggal" atau situs web yang dilarang di negara tersebut. Apa yang termasuk dalam daftar ini tidak tergantung pada Vladimir Putin atau politisi. tetapi justru di bawah yurisdiksi sistem hukum negara.

Seperti halnya Telegram, pengadilan dapat membuat putusan bahwa situs web atau layanan internet adalah ilegal dan tidak boleh diakses.

"Ini adalah penyaringan yang sangat berat dan merembes tapi itu dilakukan dalam kerangka hukum terbuka dan jumlah transparansi yang relatif," tutur Joss Wright, seorang peneliti senior dengan fokus pada sensor internet di Oxford Internet Institute. Pengadilan Rusia memutuskan bahwa Telegram harus diblokir pada 13 April karena menolak memberikan kunci enkripsi kepada pejabat di negara tersebut.

Baca: Setelah Rusia, Iran Juga Blokir Telegram

Karena kegagalan ini, upaya untuk memblokir Telegram ditangguhkan, dan layanan ini masih dapat diakses oleh pengguna Rusia.

Sejak 6 Agustus, pengawas komunikasi negara Rusia, Roskomnadzor dan badan keamanan negara FSB telah menguji sistem yang dirancang untuk memungkinkan pemblokiran layanan individual yang lebih tepat, menurut hasil pertemuan antara para pejabat untuk membahas rencana tersebut.

Anton Pinchuk, salah satu pemilik perusahaan teknologi Rusia, Protei, yang menurut notulen diundang untuk mengambil bagian dalam pengujian, mengatakan pengujian sedang berlangsung. Namun dia mengatakan perusahaannya telah menolak untuk mengambil bagian dalam program ini.

Orang-orang melemparkan pesawat kertas, yang menjadi simbol aplikasi pesan Telegram, selama unjuk rasa menentang keputusan pengadilan untuk memblokir Telegram di Moskow, Rusia, 30 April 2018. REUTERS / Tatyana Makeyeva / File Photo

Upaya sebelumnya untuk memblokir Telegram melibatkan penargetan alamat-alamat Internet Protocol yang dioperasikan oleh Amazon, Google dan lainnya yang menghosting lalu lintas Telegram. Masalahnya adalah bahwa alamat IP ini sering juga menghosting lalu lintas untuk beberapa layanan lain yang juga terpengaruh.

Sistem yang sedang diuji sekarang menggunakan teknologi yang disebut Deep Packet Inspection. Teknologi ini beroperasi dengan cara yang lebih spesifik, menganalisis lalu lintas Internet, mengidentifikasi aliran data dari layanan tertentu dan memblokirnya.

Baca: Rusia Minta Dihapus, Apple Pilih Loloskan Pembaruan Telegram

Namun, para eksekutif di dua perusahaan yang diundang untuk mengambil bagian mengatakan tes awal tidak berhasil, karena layanan selain yang ditargetkan masih diblokir secara tidak sengaja.

"Sejauh ini belum ada yang berhasil lulus uji coba," kata salah seorang eksekutif. Mereka mengatakan pengujian dijadwalkan akan berakhir pada 20 Agustus, tetapi mundur dari jadwal.

Salinan dokumen menyebut sembilan perusahaan teknologi Rusia diundang untuk menyerahkan teknologi Deep Packet Inspection mereka untuk pengujian.

Sebuah sumber yang dekat dengan Roskomnadzor dan salah satu eksekutif di sebuah perusahaan yang diundang untuk ambil bagian mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memilih teknologi yang paling efektif untuk memblokir Telegram, memperbaikinya jika perlu, dan kemudian menginstalnya di jaringan semua operator telekomunikasi Rusia.

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

16 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

4 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

4 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya