Cerita Jemaah Haji yang Mendapat Kebaikan di Tanah Suci
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Minggu, 26 Agustus 2018 18:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - 'Teshekkur Ederim', hanya dua kata itu yang diucapkan pasangan jemaah haji manula dari Turki untuk mengekspresikan terima kasih mreka kepada seorang jamaah haji asal Yordania karena telah memberikan mereka tumpangan gratis ke Masjidil Haram.
Emosi jemaah haji asal Turki itu, cukup jelas menggambarkan betapa mereka gembira atas kebaikan yang diberikan jamaah haji dari Yordania itu. Pasangan jemaah haji dari Turki itu, pada saat yang sama sedih karena mereka mungkin tidak akan bertemu lagi dengan jemaah haji dari Yordania itu.
Lebih dari dua juta umat Islam menunaikan ibadah haji 2018. Para jemaah haji itu, berinteraksi secara alami membagi kebaikan pada jamaah haji dari negara lain, seperti menawarkan kursi kepada jemaah yang lebih membutuhkan, menawarkan air minum atau memberikan ruang agar jemaah lain bisa berbaring sejenak atau pun sholat.
Semua kebaikan itu dilakukan dengan keyakinan bahwa kebaikan mereka suatu hari nanti akan mendapat balas-Nya. Meski terhalang kendala bahasa, namun mereka memahami kebutuhan dan sentimen yang dirasakan sesama jemaah haji.
Baca: Konflik Politik, Jemaah Haji Qatar Belum Tiba di Arab Saudi
Baca: Arab Saudi Siapkan Fasilitas Pengasuhan Anak-anak Jemaah Haji
Dikutip dari english.alarabiya.net pada Minggu, 26 Agustus 2018, ratusan ribu jemaah haji 2018 memulai perjalanan mereka ke negara asal. Mereka pergi meninggalkan hubungan baik yang dibangun sesama jemaah selama di tanah suci. Sebagian besar dari mereka masih mengingat kebaikan yang diberikan jemaah haji dari negara lain walau terkendala bahasa.
“Kami terpisah dari rombongan dan sangat berharap bisa ke Muzdalifah tepat pada waktunya, namun datang jemaah haji dari Yaman dan menawarkan kami tumpangan dan air minum yang disediakan dalam kendaraan mereka,” kata seorang manula asal India, yang ditolong jamaah haji asal Yaman.
Di Masjidil Haram, seorang jemaah haji manula dari Afganistan, menyebar kebaikan dengan menawarkan kursi lipatnya yang nyaman kepada sesama jemaah haji.
Menunaikan ibadah haji pada akhirnya bukan sekadar menggugurkan rukun Islam yang kelima, namun para jemaah itu saling membantu karena mereka sama-sama memiliki tekad untuk menjadi orang yang lebih baik. Hal lain yang penting disoroti dari sebuah perjalanan haji adalah adanya ikatan antar sesama jemaah haji yang dilakukan dengan berbagi kebaikan.