Pengacara Yakin Trump Tidak Bakal Terkena Pemakzulan, Alasannya?

Editor

Budi Riza

Jumat, 24 Agustus 2018 10:01 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbincang dengan para pendukungnya setelah mengucap ikrar kesetiaan di Trump National Golf Club, New Jersey, AS, Sabtu, 11 Agustus 2018. Donald Trump menemui geng motor pendukungnya yang bernama Bikers for Trump. AP Photo/Carolyn Kaster.

TEMPO.CO, Washington – Pengacara pribadi Presiden Amerika Serikat, Rudy Giuliani mengatakan jika Donald Trump terkena pemakzulan maka rakyat akan memberontak.

Baca:

Jika Dilengserkan, Trump Sebut Pasar Saham akan Jatuh

Bekas Pengacara Mengaku Bersalah, Trump: Jangan Sewa Jasanya

Advertising
Advertising

“Anda hanya akan memakzulkan dia menggunakan alasan politis. Dan rakyat Amerika akan memberontak melawan,” kata Giuliani pada Kamis, 23 Agustus 2018 waktu setempat seperti dilansir CNN.

Giuliani mengatakan ini setelah bekas pengacara pribadi Trump, Michael Cohen, mengaku bersalah dalam delapan dakwaan di pengadilan di Manhattan, New York, AS, pada Selasa, 21 Agustus 2018. Dakwaan ini terkait penggelapan pajak dan perbankan termasuk pelanggaran penggunaan dana kampanye.

Baca:

Pengacara Trump Berupaya Hentikan Gugatan Hukum Bintang Porno

Cohen mengaku bersalah sebagai bagian dari perjanjian dengan jaksa. Cohen mengaku telah membayar uang tutup mulut kepada dua orang perempuan atas perintah Trump. Kedua perempuan itu adalah bintang porno Stormy Daniels dan bekas model Playboy Karen McDougal, yang mengaku pernah berselingkuh dengan Trump.

Soal ini, seperti diberitakan Fox News, Trump mengaku pembayaran kepada dua orang perempuan itu berasal dari dana pribadinya dan bukan dari uang sumbangan kampanye. Trump selama ini membantah ada perselingkuhan. Dalam penjelasannya sebelum ini, Trump mengaku pembayaran itu dilakukan untuk mencegah penyebaran informasi yang tidak benar.

Baca:

Eks Pengacara Donald Trump Akhirnya Akui Trump Suap Bintang Porno

Menurut Giuliani, Trump tidak akan terkena pemakzulan terkait pengakuan Cohen ini. “Saya pikir tidak terelakkan dia tidak akan terkena pemakzulan. Trump bersih sekali soal ini. Anda punya orang bernama Cohen. Dia tidak tahu apapun soal kolusi dengan Rusia, tidak tahu apapun tentang adanya upaya menghambat penegakan hukum.”

Dalam kesaksiannya di pengadilan di Manhattan, Cohen mengatakan dia telah menyimpan informasi yang seharusnya menjadi informasi publik karena itu akan membahayakan kepentingan politik Trump, yang maju sebagai kandidat calon Presiden melawan Hillary Clinton. “Ini berkoordinasi dan dalam pengarahan oleh seorang kandidat untuk kantor federal,” begitu kata Cohen tanpa menyebut nama Trump.

Baca:

Eks Staf Gedung Putih, Omarosa: Trump Kunyah Dokumen Rahasia

Dalam wawancara dengan Sky News, Giuliani menyebut Cohen sebagai pembohong besar. “Saya pikir pemakzulan akan menjadi hal yang sangat buruk. Maksud saya, tidak ada alasan. Dia (Trump) tidak berkolusi dengan orang-orang Rusia. Dia tidak berupaya menghambat penegakan hukum. Semua yang Cohen katakan telah terbukti tidak benar,” kata Giuliani, yang pernah menjadi wali kota New York itu.

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

11 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

6 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

6 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

7 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

9 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

13 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

16 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya