Tepis Kudeta, Aung San Suu Kyi: Jenderal di Kabinet Cukup Manis

Rabu, 22 Agustus 2018 14:47 WIB

Jenderal Senior Min Aung Hlaing, panglima tertinggi militer Myanmar, berjabat tangan dengan pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi, Aung San Suu Kyi, pada Desember 2015.[REUTERS/Soe Zeya Tun]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin pemerintahan Myanmar Aung San Suu Kyi mengatakan hubungan dirinya dengan militer tidak buruk dan bahkan beberapa jenderal di kabinetnya bersikap manis.

"Hubungan kami dengan militer tidaklah buruk. Jangan lupa kami punya tiga anggota kabinet yang faktanya mereka dari militer, jenderal, dan mereka semua cukup manis," kata Suu Kyi saat menjawab pertanyaan tentang apakah dia khawatir akan terjadi kudeta militer di Myanmar seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 21 Juli 2018.

Baca: Peraih Nobel Perdamaian Desak Suu Kyi Akhiri Genosida Rohingya

Suu Kyi menjelaskan itu dalam kunjungan kerjanya selama 4 hari di Singapura yang dimulai sejak kemarin, 21 Agustus.

Meski hubungan militer dan dirinya baik, namun Suu Kyi berharap amandemen konstitusi dapat mengekang pengaruh militer.

Militer menjalankan pemerintahan di Myanmar hampir selama 50 tahun sejak kudeta tahun 1962. Kemudian, junta militer berinisiatif melakukan reformasi yang dimulai dengan pembebasan Suu Kyi dari tahanan rumah pada tahun 2010.

Advertising
Advertising

Anak jenderal Aung San, jenderal pro demokrasi Myanmar yang kemudian tewas dibunuh, dijatuhi hukuman tahanan rumah selama sekitar 15 tahun.

Baca: Bela Rohingya, Bono Minta Suu Kyi Mundur Sebagai Pemimpin Myanmar

Amandemen konstitusi Myanmar yang dirumuskan militer pada tahun 2008 membuat Suu Kyi tidak dapat menjabat sebagai presiden sekalipun partai politik yang dia dirikan, Liga Nasional Demokrasi atau NLD menang dalam pemilu 2015.

<!--more-->

Selain isu militer Myanmar, Suu Kyi juga membahas isu etnis Rohingya di negara bagian Rakhine. Namun, Suu Kyi tidak sekalipun menyebut nama Rohingya di setiap penjelasannya.

Menurut Suu Kyi, mengatakan terorisme masih menjadi ancaman yang dapat membuat dampak buruk bukan saja bagi Myanmar tapi juga bagi negara lain di kawasan ini dan lebih luas lagi.

Pemerintahan Myanmar selama ini menolak tudingan pembersihan etnis dan menolak terjadinya kejahatan terhadap pengungsi. Sebaliknya, Myanmar menuding Rohingya sebagai teroris.

Ratusan ribu Rohingya sejak Agustus 2017 berbondong-bondong mengungsi menuju perbatasan Bangladesh akibat tindakan keras militer Myanmar di Rakhine.

Baca: Myanmar Tangkap Aktivis Pengkritik Aung San Suu Kyi

Bangladesh kemudian mendesak Myanmar untuk melakukan pemulangan kembali atau repratriasi Rohingya ke Myanmar.

Menurut Suu Kyi, sudah disediakan lokasi untuk tempat tinggal para pengungsi yang kembali dari kamp-kamp di Bangladesh.

Suu Kyi mengatakan sulit untuk menentukan kapan tepatnya pengungsi Rohingya kembali. Ia menyerahkan hal itu kepada Bangladesh untuk memulai prosesnya.

"Mereka harus dikembalikan oleh Bangladesh. Kami hanya dapat menyambut mereka di perbatasan. Menurut saya Bangladesh yang akan memutuskan seberapa cepat proses ini diselesaikan,"
ujarnya.

Aung San Suu Kyi mengingatkan bahwa di Rakhine juga tinggal etnis kecil dan kelompok agama lainnya yang hidup dengan budaya dan tradisi sendiri dan sangat damai. Pemerintah Myanmar, ujarnya, akan membantu melestarikan budaya mereka, tradisi mereka dan kesejahteraan mereka.

Berita terkait

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

3 hari lalu

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

9 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Korban Pengemudi Fortuner Berpelat Dinas TNI Sempat Khawatir Pengakuan Soal Jenderal Benar

11 hari lalu

Korban Pengemudi Fortuner Berpelat Dinas TNI Sempat Khawatir Pengakuan Soal Jenderal Benar

Para penumpang mobil yang ditabrak pengemudi Fortuner sempat khawatir pengakuan soal jenderal benar dan mereka akan dicari-cari.

Baca Selengkapnya

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

16 hari lalu

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

17 hari lalu

Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

Gedung Putih memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah sebagai pembenaran ntuk eskalasi regional

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

20 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

24 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

31 hari lalu

Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

Jenderal militer AS mengatakan bahwa Washington belum memberikan semua senjata yang diminta Israel, karena AS tidak bersedia memberikannya saat ini

Baca Selengkapnya

Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

34 hari lalu

Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?

Baca Selengkapnya