Siprus Ekstradisi Pembajak EgyptAir ke Mesir
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Senin, 20 Agustus 2018 11:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Siprus mengekstradisi seorang pria pembajak EgyptAir setelah melakukan pendaratan ilegal ke wilayah negeri itu, Maret 2016.
Menteri Kehakiman Siprus, Ionas Nicolaou, mengatakan kepada kantor berita Associated Press, AP, pria bernama Seif el-Din Mustafa telah diserahkah kepada otoritas Mesir dan diterbangkan kembali ke Kairo pada Sabtu, 18 Agustus 2018, untuk diperiksa oleh jaksa penuntut umum atas perbuatannya membajak pesawat.
Baca: Pembajak Pesawat Diadili di Siprus, Rindu Istri Katanya
"Ekstradisi itu dilakukan setelah permohonan Mustafa agar tidak dikirimkan ke Mesir ditolak pengadilan yang menyidangkan insiden ini selama tiga tahun," kata Nicolaou seperti dikutip Al Jazeera.
Pria berusia 61 tahun itu sebelumnya menolak keras diekstradisi ke negerinya sebab dia mengaku bakal mendapatkan siksaan pedih atau diadili di mahkamah tidak jujur di Mesir.<!--more-->
Pembajakan terhadap EgyptAir itu terjadi pada Maret 2016. Mustafa menggunakan sabuk bom bunuh diri palsu untuk membajak pesawat penerbangan domestik antara Alexandria menuju Kairo dan memerintahkan pilot mendarat paksa di Siprus.
Selanjutnya, Mustafa menyerah kepada otoritas Siprus setelah melakukan perundingan selama enam jam. Dia membebaskan sedikit demi sedikit 72 penumpang dan kru pesawat. Kini, Mustafa siap-siap dihadapkan ke meja hijau di Mesir atas ulahnya.
Baca: TERKUAK: Pembajakan Egypt Air Cuma Gara-gara Wanita
Sebelum diekstradisi, Mustafa mengatakan kepada hakim di pengadilan Siprus bahwa dia tidak bermaksud menyakiti siapapun dan mencoba membantu pembebasan 63 perempuan pembangkang yang ditahan di tahanan Mesir. "Pemerintahan Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi adalah regim fasis," ucapnya kepada hakim.
Namun jaksa penuntut umum berbicara lain. Menurut jaksa, Mustafa telah menulis sebuah pernyataan ditujukan kepada kepolisian. Isi pernyataan itu menyebutkan, dia membajak pesawat semata-mata untuk tujuan ingin berkumpul kembali dengan keluarganya dari Siprus.
Sementara itu, BBC dalam laporannya pada Maret 2016 seperti dikutip Tempo menyebutkan, Mustafa membajak Airbus A320 dengan nomor penerbangan Flight MS181 itu membawa 81 penumpang dari Alexandria menuju Kairo, tapi dipaksa berbelok arah ke Larnaca, Siprus.