Mayoritas Warga Inggris Tak Percaya Bank, 4 Fakta Ini Menjelaskan

Jumat, 17 Agustus 2018 15:28 WIB

Ratu Elizabeth berbincang-bincang dengan ahli keuangan, Sujit Kapadia, yang menjelaskan kenapa krisis ekonomi tak bisa diprediksi sebelumnya. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei untuk memperingati 10 tahun runtuhnya Bank Lehman Brothers akibat krisis keuangan tahun 2008 menyimpulkan mayoritas publik Inggris tidak mempercayai bank.

Survei yang diselenggarakan YouGov mengatasnamakan kelompok kampanye Positive Money melakukan jajak pendapat terhadap 2.250 orang dewasa Inggris dan hasilnya diumumkan Kamis, 16 Agustus 2018.

Baca: Krisis Turki Berimbas ke Bank-bank Eropa, Asia Waspada

Menurut hasil survei, 66 persen orang dewasa di Inggris tidak lagi percaya pada bank sebagai lembaga yang bekerja untuk memberikan layanan terbaik pada kepentingan masyarakat.

Berikut 4 temuan penting dari survei terhadap warga Inggris itu seperti dikutip dari Reuters, 17 Agustus 2018.

1. Survei diadakan untuk menggarisbawahi ke arah mana perbankan perlu bekerja untuk membangun kembali kepercayaan publik meskipun selama bertahun-tahun melakukan restruktrisasi dan membayar denda dan kompensasi atas pelanggaran.

Bank RBS. [www.itv.com]

2. Seorang juru bicara yang mewakili industri perbankan menggarisbawhi bahwa reformasi perbankan yang signifikan dalam 10 tahun terakhir untuk memastikan bahwa pembayar pajak tidak pernah lagi diminta untuk menalangi perbankan.

<!--more-->

Advertising
Advertising

3. Reformasi perbankan Inggris termasuk juga meningkatkan level kapital bank, memisahkan dana deposan dari aktivitas investasi perbankan yang lebih berisiko, dan agar bankir senior lebih akuntabel.

4. 72 persen responden yang ikut survei percaya bahwa bank seharusnya menghadapi pinalti yang lebih berat meskipun aturan keras paska-krisis telah mengurangi profit.

Baca: Bank Sentral Inggris: Bitcoin Gagal sebagai Mata Uang

Sejak tahun 2008, bank secara global telah membayar lebih dari US$ 320 miliar akibat regulator membuktikan mereka melakukan penjualan sekuritas secara keliru dan mencurangi rate bunga dan patokan bunga atas pertukaran mata uang asing.

Protes krisis keuangan di Irlandia. AP/Peter Morrison

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat melaporkan pada hari Kamis, 16 Agustus 2018 bahwa RBS atau Royal Bank of Scotland akan membayar US$ 4,9 miliar untuk penyelesaian klaim yang menyesatkan investor dalam kasus penjualan saham hipotik antara 2005-2008.

<!--more-->

Banyak orang mengkritik pemberian dana talangan sebesar 4.5 miliar pound sterling ke RBS terkait dengan krisis keuangan, di mana Inggris sepertinya tidak menguasai kembali investasinya.

Adapun sejumlah politisi dari partai-partai besar di Inggris mengatakan konsekwensi akan lebih buruk terjadi jika tidak dilakukan penyelamatan RBS dan pesaingnya, Lloyds.

Baca: Mantan Bos RBS Beralih Profesi Jadi Penasihat Arsitektur

Namun sejumlah investor masih meragukan bahwa perbankan sudah sepenuhnya memulihkan dirinya. RBS yang melanjutkan pembayaran dividen pertama kali sejak menerima dana talangan, masih juga belum menyakinkan beberapa orang.

"Kami belum melihat RBS dalam 10 tahun ini... Saya perlu mendapatkan pemicu bahwa perusahaan yang sepenuhnya hancur seperti RBS, sepenuhnya telah dipulihkan agar sehat," kata Tony Yarrow, fund manajer perusahaan Wise Funds tentang kondisi perbankan Inggris.

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

12 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

20 jam lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

4 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

4 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

7 hari lalu

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

Kuasa hukum Sandra Dewi dan Harvey Moeis menyebutkan rekening yang diblokir oleh Kejagung biasa digunakan oleh kliennya untuk pinjaman bank.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

7 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

7 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

9 hari lalu

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City

Baca Selengkapnya