Mengenal Sniper Perempuan Paling Mematikan Perang Dunia II

Senin, 13 Agustus 2018 19:45 WIB

Lyudmila Mykhailivna Pavlichenko [pri.org]

TEMPO.CO, Jakarta - Selama Perang Patriotik Besar, ratusan ribu perempuan Rusia bertempur di garis depan Uni Soviet melawan Nazi Jerman selama Perang Dunia II, dan beberapa dari mereka adalah sniper unggul yang mampu memutarbalikan alur perang.

Salah satu sniper perempuan Rusia yang melegenda adalah Lyudmila Mykhailivna Pavlichenko. Dilansir dari Warhistoryonline.com, 13 Agustus 2018, Lyudmila lahir pada 12 Juli 19916 di Bila Tserkva, Ukraina.

Baca: Sniper SAS Inggris Tembak Komandan ISIS dari Jarak 2,4 Kilometer

Ia menikah muda pada 1932, saat usia 16 tahun dengan Alexei Pavlichenko dan melahirkan seorang putra bernama Rostislav, tetapi mereka bercerai dan tidak pernah menikah lagi.

Ketika dia berusia 14 tahun, keluarganya pindah ke Kiev di mana dia bergabung dengan Lembaga Sukarelawan Angkatan Darat, Penerbangan, dan Angkatan Laut (DOSAAF). Disini ia dididik menjadi penembak jitu.

Advertising
Advertising

Lyudmila Mykhailivna Pavlichenko [The Famous People]

Sebagai seorang perempuan tomboi yang kompetitif, dia juga seorang pelari sprinter serta pelompat. Dia menikmati berkompetisi dengan anak laki-laki yang masih berjuang dengan kesetaraan gender dalam sistem Uni Soviet yang baru.

Pada 1937, Pavlichenko menyelesaikan gelar master dalam bidang sejarah dan tengah menyelesaikan studi doktoralnya pada 1941 ketika Nazi Jerman menyerbu Rusia.

Di Odessa ketika serbuan dimulai, dia termasuk yang pertama menjadi sukarelawan, meminta untuk bergabung dengan infanteri. Dia memiliki pilihan untuk menjadi perawat, tetapi dia memilih bergabung dengan 2.000 sniper perempuan lainnya di Tentara Merah.

Baca: Kebakaran Hutan di Irlandia Ungkap Peninggalan Perang Dunia II

Pavlichenko bergabung dengan Divisi Rifle Chapayev ke-25 dan dikirim langsung ke front pertempuran pada awal Agustus 1941, dengan senjata semi-otomatis Tokarev SVT-40.

Pada penghujung bulan, ia telah mencapai 100 pembunuhan terkonfirmasi dan dipromosikan meenjadi Sersan Senior.

Lyudmila Pavlichenko, kemudian didaulat menjadi sniper perempuan paling mematikan dalam sejarah, dan Uni Soviet menggunakan namanya untuk propaganda di Rusia. Dia dilaporkan telah membunuh sedikitnya 309 tentara Jerman Nazi, seperti dikutip dari pri.org.

Hakim Agung Robert Jackson, Lyudmila Pavlichenko, dan Eleanor Roosevelt selama kunjungan Pavlichenko ke Washington, D.C., 1942.[Library of Congress via War History Online]

Kisah Pavlichenko tentu saja digunakan dalam upaya propaganda Uni Soviet untuk membuat Amerika Serikat terlibat dalam upaya perang di Eropa pada 1942. Ketika melakukan tur ke Amerika Serikat, ia sering mengejutkan para wartawan Amerika Serikat karena selalu berpakaian apa adanya dan tidak menggunakan pakaian perempuan pada umumnya di masa itu.

Baca: Gelombang Panas, Bom Perang Dunia II Bermunculan di Sungai Jerman

Pada 1942, bagaimanapun, Pavlichenko telah terluka empat kali dan menurut catatan Uni Soviet, menderita gangguan stres pasca-trauma berat. Seorang pria yang dicintainya juga baru saja meninggal karena luka akibat perang, setelah Pavlichenko mencoba menyelamatkannya dengan menyeretnya kembali dari medan pertempuran.

Luka Pavlichenko tidak pernah sembuh sepenuhnya. Dia meninggal ketika berusia 58 tahun. Uni Soviet tidak memiliki program perawatan yang layak atau perawatan seumur hidup bagi para veterannya.

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

10 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

3 hari lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

3 hari lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

4 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya