Bom yang Menyerang Bus Sekolah di Yaman Buatan Amerika Serikat
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Senin, 13 Agustus 2018 13:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi serangan militer pimpinan Arab Saudi ke Yaman dituding sebagai dalang penyerangan terhadap sebuah bus sekolah di Dahyan, Yaman pada Kamis, 9 Agustus 2018. Tudingan itu menguat setelah ditemukan pecahan bom jenis Raytheon Mark 82 yang menghantam bus yang penuh muatan anak-anak tersebut.
Bom Raytheon Mark 82 adalah jenis bom yang biasa digunakan oleh koalisi serangan militer pimpinan Arab Saudi. Serangan bom terhadap bus sekolah itu, telah menewaskan 51 orang yang sebagian besar anak-anak dan melukai 79 orang.
Baca: Amerika Serikat Obral 3.200 Bom ke Bahrain
Dikutip dari RT.com pada Senin, 13 Agustus 2018, beberapa gambar mengerikan dari lokasi ledakan memperlihatkan serpihan bom Raytheon Mark 82, sebuah jenis bom yang masih dijual Amerika Serikat ke Arab Saudi. Penjualan senjata ini telah dikecam berkali-kali oleh kelompok-kelompok HAM yang menilai ini sebagai salah satu faktor utama naiknya angka korban tewas dalam perang Yaman.
"Kami tidak pernah tahu jika amunisi itu salah satu yang dijual Amerika Serikat pada mereka (Arab Saudi). Kami tidak punya banyak personil di lapangan," kata Josh Jacques, Juru bicara Komandan Pusat Amerika Serikat.
Baca: Amerika Serikat Kirim Pasukan Khusus Bantu Saudi Lawan Houthi
PBB memperkirakan dalam tiga tahun berkecamuknya perang Yaman, lebih dari 10 ribu orang tewas. Sedangkan blokade yang dilakukan Arab Saudi telah menimbulkan bencana kelaparan dan penyakit di penjuru Yaman.
Foto-foto pecahan Raytheon Mark 82 di area ledakan bus, terverifikasi benar. Bom jenis ini pernah membuat geger pada 2016 ketika koalisi Arab Saudi menjatuhkan bom ini di sebuah aula di ibu kota Sanaa yang sedang menyelenggarakan upacara pemakaman ulama bernama Ali al-Rawishan. Serangan bom ini menewaskan lebih dari 140 orang dan melukai 525 orang.
Kendati telah diserukan oleh banyak lembaga swadaya masyarakat bahkan anggota kongres Amerika Serikat agar Washington menghentikan suplai senjata ke Arab Saudi, kenyataannya Pentagon malah mengunci sejumlah kontrak dengan perusahaan pembuat senjata, Lockheed Martin/General Dynamics. Dalam kontrak itu, Pentagon meminta pengiriman bom jenis MK-500 ke koalisi militer pimpinan Arab Saudi di Yaman.