Media Cina Sebut Trump Berkhayal Bisa Menang Perang Dagang

Editor

Budi Riza

Selasa, 7 Agustus 2018 18:39 WIB

Presiden Donald Trump bersama dengan Presiden Cina Xi Jinping, saat upacara penyambutan di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Shanghai – Media resmi pemerintah Cina meningkatkan serangan verbal terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait kebijakan perdagangannnya yang bersifat proteksionisme.

Baca:

Perang Dagang AS - UE, Merkel Minta Trump Cegah Konflik Meluas

AS dan Cina Saling Berbalas Tarif, Perang Dagang Semakin Memanas

Advertising
Advertising

Media Cina menyebut keyakinan Trump soal jatuhnya harga-harga saham di bursa efek di negara komunis itu sebagai indikator kemenangannya dalam perang dagang sebagai adalah harapan kosong saja.

“Media Harian Rakyat Cina yang dikelola Partai Komunis menyasar Trump dan menyebutnya membintangi drama tipuan ala petarung jalanan yang berisi pemerasan dan intimidasi,” begitu dilansir Reuters, Selasa, 7 Agustus 2018.

Sebelumnya, media Harian Rakyat cenderng bersikap lunak dalam mengkritik Presiden AS.

Media Harian Rakyat juga mengkritik cuitan Trump pada Sabtu pekan lalu yang berbunyi,”Tarif berdampak lebih baik daripada yang diantisipasi. Pasar Cina telah turun 27 persen dalam empat bulan terakhir.”

Media berbahasa Inggris ini menanggapi kinerja pasar saham Cina memburuk sebelum pemerintah AS mengenakan kenaikan tarif. Ini terjadi karena Beijing mencoba mengurangi beban utang perusahaan.

Kontainer terlihat di Pelabuhan Yangshan di Shanghai, Cina, 24 April 2018.[REUTERS/Aly Song]

Media ini juga mengkritik kondisi defisit perdagangan AS, yang dinilai justru membesar sebanyak US$3 miliar sehigga naik menjadi $46,3 miliar atau sekitar Rp668 triliun pada Juni 2018. Ini menandakan kenaikan pertama dalam empat bulan terakhir.

Media Harian Cina atau China Daily ini kerap digunakan pemerintah untuk mengkomunikasikan pesan kepada publik internasional.

Baca:

Perang Dagang AS - Cina, Yuan Terdepresiasi

Perang Dagang, Media Cina Tuding Amerika Berusaha Memeras

Seperti dilansi NBC, Trump telah mengkritik Cina karena defisit neraca perdagangan kedua negara yang sangat menguntungkan negara komunis itu. Nilainya berkisar US$375 -- 500 miliar per tahun tergantung metode penghitungan yang digunakan. Trump beralasan ini terjadi karena ada praktek dagang tidak adil yang dilakukan Cina selama ini seperti pemberian subsidi terselubung.

Media Cina juga menyuarakan opini negara itu bakal mampu melewati masa perang dagang dengan AS secara lancar. Kondisi perekonomian Cina sangat baik untuk menghadapi perang dagang ini.

“Kami memiliki alasan sangat kuat bawa selama masa friksi perdagangan kompleks ini, dengan mengandalkan pasar domestik, Cina bisa melanjutkan posisi global terdepan di bidang ekonomi dan industri,” kata Mei Xinyu, seorang analis ekonomi.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

13 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

22 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya