TEMPO.CO, Beijing – Pemerintah Cina berencana melakukan balasan dengan menaikkan tarif atas impor barang dari Amerika Serikat senilai sekitar US$60 miliar atau sekitar Rp869 triliun. Produk impor ini berjumlah sekitar 5200 jenis yang berkisar dari komoditas gas alam cair hingga komponen dan produk pesawat terbang.
Baca:
“Pemerintah AS telah berulang kali melakukan eskalasi situasi yang melawan kepentingan perusahaan dan konsumen kedua negara,” begitu pernyataan dari kementerian Perdagangan Cina seperti dilansir Reuters pada Jumat, 3 Agustus 2018. “Cina harus melakukan tindakan balasan untuk mempertahankan harga diri dan kepentingan rakyatnya, perdagangan bebas, dan sistem multilateral.”
Pernyataan dari pemerintah Cina ini menanggapi rencana pemerintah AS untuk mengenakan kenaikan tarif lanjutan untuk impor senilai US$200 miliar atau sekitar Rp2,900 triliun dari negeri Tirai Bambu itu. Pemerintahan Trump menyatakan soal ini pada pekan ini dengan kisaran kenaikan tarif impor sekitar 25 persen.
Soal besaran tarif ini, pemerintah Cina mengatakan akan mengenakan besaran tarif berbeda untuk jenis produk berbeda berkisar antara 5 persen hingga 25 persen. Pada 2017, Cina mengimpor sekitar US$130 miliar atau sekitar Rp1,900 triliun dari AS.
Sebelum ini, AS dan Cina telah mengenakan kenaikan tarif impor sebesar 25 persen untuk impor barang dari masing-masing negara sebesar US$34 miliar atau sekitar Rp492 triliun.
Kontainer terlihat di Pelabuhan Yangshan di Shanghai, Cina, 24 April 2018.[REUTERS/Aly Song]
Soal ini, penasehat ekonomi Presiden Donald Trump, Lrry Kudlow, mengatakan pemerintah Cina agar tidak mengetes kegigihan Trump soal ini. “Sebaiknya, mereka tidak meremehkan Presiden. Dia akan bersikap teguh soal ini,” kata Kudlow dalam wawancara dengan media Fox Business Network.
Seperti dilansir CNN sebelumnya, Trump mengenakan kenaikan tarif impor atas barang impor dari Cina sejak awal Juli 2018 untuk mengurangi defisit perdagangan kedua negara, yang dikabarkan mencapai sekitar US$375 miliar atau sekitar Rp5,500 triliun.
Baca:
Trump juga mengenakan kenaikan tarif ini untuk memprotes pencurian kekayaan intelektual berbagai teknologi milik perusahaan AS oleh pengusaha Cina atas restu pemerintah Beijing.
AS juga menginginkan pemerintah Cina menghentikan praktek subsidi berupa pemberian uang pinjaman bisnis dengan bunga rendah sehingga perusahaan kedua negara bisa saling berkompetisi dengan adil.
Sebaliknya, pemerintah Cina menuding pemerintah AS menggunakan cara-cara mengerjai perusahaan Cina dengan mengenakan kenaikan tarif impor. Cina menilai tindakan AS ini melanggar aturan main dalam Organisasi Perdagangan Dunia. Tindakan AS juga dinilai sebagai langkah mencegah Cina untuk menjadi pesaing AS di pentas global.
“Dari pada melakukan balasan, Cina seharusnya menangani keprihatinan banyak pihak soal praktek dagangnya yang tidak adil,” kata Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih kepada Reuters.