Terbongkar, Universitas Kedokteran Tokyo Diskriminasi Wanita

Sabtu, 4 Agustus 2018 07:05 WIB

Universitas Kedokteran Tokyo di Jepang [Nikkei Asian Review]

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Kedokteran Tokyo di Jepang secara sistematis memangkas skor ujian masuk calon mahasiswa wanita menjadi lebih rendah demi meningkatkan jumlah calon mahasiswa pria yang masuk kampus. Cara seperti ini telah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya.

Baca: Wanita Jepang Gugat Aturan Pemakaian Nama Suami Saat Menikah

Laporan harian Yomiuri Shimbun menjelaskan, pengurangan skor ujian menjadi lebih rendah 10-20 persen dibandingkan hasil skor calon mahasiswa pria ditemukan dalam investigasi internal atas dugaan suap yang muncul dalam prosedur penerimaan masuk mahasiswa pada musim semi di Universitas Kedokteran Tokyo.

Sumber dari universitas top di Jepang ini mengungkapkan dorongan melakukan tindakan pengurangan skor ujian masuk didorong fakta bahwa banyak wanita setelah lulus kuliah tidak menjalankan profesinya sebagai dokter, sebaliknya mereka menikah dan memiliki anak-anak.

Juru bicara Universitas Kedokteran Tokyo, Fumio Azuma memberikan penjelasan berbeda. Menurutnya, penyelidikan internal telah dimulai setelah muncul dugaan suap masuk kampus kedokteran pada musim semi oleh anak laki-laki seorang pejabat senior di kementerian pendidikan.

Baca: PM Jepang Perintahkan Perempuan 'Mati'

"Tentu, kami akan mengajak mereka untuk terlibat dalam investigasi," kata Azuma.

Advertising
Advertising

Menurut Kyoko Tanebe, anggota dewan eksekutif Japan Joint Association of Medical Proffesional Women, sejumlah kampus kedokteran lainnya kempungkinan membuat kebijakan serupa yang mendiskriminasi perempuan.

Menurut Washington Post, dari 1.019 pelamar wanita di kampus tersebut pada tahun 2018, hanya 30 calon wanita atau kurang dari 3 persen dari jumlah keseluruhan calon mahasiswa yang diterima. Sementara untuk laki-laki mencapai 9 persen yang diterima.

Temuan ini membangkitkan amarah para netizen di media sosial. Spanudk-spanduk memuat tulisan menuntut dilakukan sejumlah langkah untuk memastikan kesetaraan antara pria dan wanita.

Baca: Universitas Negeri di Jepang Akan Terima Mahasiswi Transgender

Sejumlah pernyataan marah dilontarkan di media sosial. "Wanita dikatakan mereka harus melahirkan, jika tidak, mereka diolok-olok tidak produktif, tapi kemudian, karena mereka mungkin melahirkan lalu skore mereka dipangkas. Apa yang wanita seharusnya lakukan," ujar seorang netizen.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah berupaya membuat prioritas di masyarakat di mana perempuan dapat bersinar, namun faktanya, wanita di negara Sakura ini masih menghadapi banyak rintangan saat mencari pekerjaan dan kembali ke tempat kerja setelah melahirkan anak mereka.

REUTERS | WASHINGTON POST

Berita terkait

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

15 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

26 hari lalu

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Baca Selengkapnya

Penjaga Toko Pakaian Tewas Tersungkur Akibat Ditusuk di Kelapa Dua Tangerang

28 hari lalu

Penjaga Toko Pakaian Tewas Tersungkur Akibat Ditusuk di Kelapa Dua Tangerang

Seorang wanita penjaga toko pakaian di Jalan Borobudur, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang menjadi korban pembunuhan. Pembunuhnya juga wanita.

Baca Selengkapnya

New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

33 hari lalu

New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

Video baru New York Times soal tentara Israel membantah dugaan perkosaan yang dilakukan Hamas terhadap perempuan selama serangan 7 Oktober

Baca Selengkapnya

Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

33 hari lalu

Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

Panji Gumilang dijerat Pasal Penodaan Agama, penghinaan terhadap agama di Indonesia masih mengacu pada Pasal 156a KUHP.

Baca Selengkapnya

Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

50 hari lalu

Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

Dua dekade RUU Perindungan Pekerja Rumah Tangga mangkrak tidak disahkan. Ini penjelasan mengenai RUU PPRT.

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Dua Wanita karena Menari di Depan Publik

51 hari lalu

Iran Tangkap Dua Wanita karena Menari di Depan Publik

Dua wanita Iran ditangkap sebuah video yang memperlihatkan mereka menari untuk merayakan datangnya Tahun Baru Persia atau Nowruz

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

52 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga

Baca Selengkapnya

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

52 hari lalu

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"

Baca Selengkapnya

Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

52 hari lalu

Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Oktober lalu bahwa hampir 43.000 tentara perempuan saat ini bertugas di militer.

Baca Selengkapnya