Pengadilan Amerika Serikat Tunda Rilis Senjata Api 3D

Rabu, 1 Agustus 2018 19:30 WIB

Senator Edward Markey (Kiri) dan Senator Richard Blumenthal (kanan) menunjukan foto pistol plastik 3D pada Selasa, 31 Juli 2018, di Capitol Hill, Washington.[AP Photo / Matius Daly]

TEMPO.CO, Jakarta - Hakim federal Amerika Serikat menghentikan rilis cetak biru untuk membuat senjata api plastik 3D saat Presiden Donald Trump mempertanyakan apakah pemerintahannya mesti mengizinkan rencana produksi.

Perusahaan yang mengembangkan proyek ini, Defense Distributed, yang berbasis di Austin, Texas, menyayangkan penundaan rilis yang diusulkan oleh pemerintah federal yang menginginkan cetak biru bisa dirilis.

Baca: Facebook Blokir Puluhan Akun Diduga Digunakan Rusia di Pilpres AS

Perintah penundaan oleh Hakim Distrik AS, Robert Lasnik, di Seattle menangguhkan rencana itu untuk sementara waktu.

"Ada kemungkinan kerusakan yang tak dapat diperbaiki karena proses produksi senjata ini," kata Robert Lasnik, Hakim Distrik AS.

Advertising
Advertising

"Kami meminta perintah penahanan nasional sementara untuk menghentikan keputusan pemerintah federal untuk mengizinkan senjata api 3D yang dapat diunduh ini tersedia di seluruh negara kami dan di seluruh dunia," kata Jaksa Agung Washington, Bob Ferguson.

Baca: Ini Kota Mayoritas Kulit Putih Termiskin di Amerika Serikat

Kongres partai Demokrat telah mendesak Presiden Donald Trump untuk membatalkan keputusan untuk mempublikasikan rencana tersebut.

Trump mengatakan pada Selasa 31 Juli kemarin, mengatakan dia meninjau gagasan itu dan mengatakan membuat senjata api plastik 3D tersedia untuk publik sepertinya tidak masuk akal.

Dalam foto yang dirilis 10 Mei 2013, Cody Wilson, pendiri Defense Distribute, menunjukan pistol plastik yang dibuat pada printer 3D di rumahnya di Austin, Texas.[Jay Janner/Austin American-Statesman via AP, File]

Trump mengatakan dia telah berbicara dengan National Rifle Association (NRA) tentang petunjuk yang dapat diunduh kepada orang-orang untuk membuat senjata api 3D. Senjata terbuat dari plastik keras dan mudah dirakit mudah disembunyikan dan sulit dilacak.

NRA mengatakan politisi anti-senjata api dan beberapa media salah kaprah soal teknologi pencetakan 3D akan memungkinkan produksi dan proliferasi senjata api plastik yang tidak terdeteksi.

"Sebenarnya senjata plastik tidak terdeteksi telah ilegal selama 30 tahun," kata Chris W. Cox, direktur eksekutif NRA. Undang-undang federal yang disahkan pada 1988, atas dukungan NRA, melarang pembuatan, penjualan atau kepemilikan senjata api yang tidak terdeteksi.

Baca: Iran: Mau Berunding, Donald Trump Harus Ikut Perjanjian Nuklir

Dilansir Reuters, rencana senjata 3D sempat ditarik dari internet pada 2013 atas perintah Departemen Luar Negeri AS berdasarkan undang-undang perdagangan senjata internasional. Cody Wilson, pendiri Defense Distributed, menggugat pada tahun 2015, mengklaim bahwa perintah itu melanggar hak konstitusionalnya.

Wilson mengatakan dalam sebuah video online bahwa cetak biru itu diunduh lebih dari 400.000 kali sebelum mereka dihapus pada 2013.

Senjata Api 3D [crimeresearch.org]

Demokrat mengajukan undang-undang yang akan melarang publikasi file digital online yang memungkinkan printer 3D untuk memproduksi senjata api. Demokrat juga mengajukan RUU bahwa semua senjata memiliki setidaknya satu komponen "yang tidak bisa dilepas" yang terbuat dari logam sehingga mereka dapat dilacak oleh detektor logam.

Baca: Survei: Jumlah Karyawan Media di Amerika Serikat Turun 45 Persen

Orang dapat menggunakan cetak biru untuk memproduksi senjata plastik menggunakan printer 3D. Namun para ahli industri telah menyatakan keraguan bahwa para penjahat akan menyalahgunakannya, karena printer yang diperlukan untuk membuat senjata dapat berharga ribuan dolar, senjata itu sendiri cenderung hancur dengan cepat sementara senjata api konvensional mudah didapat.

Berita terkait

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

2 hari lalu

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

Sebelum lomba digelar, peserta akan dibekali pengetahuan tentang teknik menembak, teknik bergerak, hingga teknik mengisi ulang peluru (reload magazine).

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

5 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

12 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

15 hari lalu

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

Keluarga narapidana dapat mengunjungi di rutan atau lapas dengan berbagai ketentuan dan syarat. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

16 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Selain Tembak Mati 2 KKB Mimika, Satgas Operasi Damai Cartenz Sita Senjata Api

22 hari lalu

Selain Tembak Mati 2 KKB Mimika, Satgas Operasi Damai Cartenz Sita Senjata Api

"Tim juga berhasil mengamankan barang bukti berupa senjata api laras pendek jenis sig sauer," kata Satgas Operasi Damai Cartenz.

Baca Selengkapnya

Saat Hakim Memvonis Dito Mahendra 7 Bulan Penjara Tapi Memintanya Segera Dibebaskan dari Tahanan

22 hari lalu

Saat Hakim Memvonis Dito Mahendra 7 Bulan Penjara Tapi Memintanya Segera Dibebaskan dari Tahanan

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Dito Mahendra 7 bulan penjara dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Dito Mahendra Divonis 7 Bulan Penjara, Hakim: Terdakwa Menyimpan Senjata Api dan Amunisi dengan Benar

22 hari lalu

Dito Mahendra Divonis 7 Bulan Penjara, Hakim: Terdakwa Menyimpan Senjata Api dan Amunisi dengan Benar

Dito Mahendra divonis 7 bulan penjara karena kepemilikan senjata api tanpa izin, tapi dia disebut menyimpan senjata dan amunisi dengan benar.

Baca Selengkapnya

Divonis 7 Bulan Penjara, Dito Mahendra Disebut Tetap Akan Mempertahankan Koleksi Senjata Apinya

22 hari lalu

Divonis 7 Bulan Penjara, Dito Mahendra Disebut Tetap Akan Mempertahankan Koleksi Senjata Apinya

Dito Mahendra divonis tujuh bulan penjara atas kepemilikan senjata api. Namun ia bebas karena masa penahanannya genap 7 bulan saat vonis dibacakan.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

23 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya