Donald Trump Kucurkan Rp 174 T untuk Petani Terdampak Tarif Impor

Rabu, 25 Juli 2018 15:29 WIB

Presiden Donald Trump menyampaikan sambutan dalam acara buka puasa bersama di Gedung Putih, Washington, Rabu, 6 Juni 2018. Acara buka puasa bersama itu dihadiri lebih dari 50 tamu undangan. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump mengumumkan akan menyediakan bantuan senilai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 174 triliun untuk meringankan para petani Amerika Serikat, yang kena imbas tarif impor Trump dengan Cina dan negara-negara lain.

Namun beberapa negara bagian Republik menolak rencana tersebut karena petani menginginkan pasar untuk hasil panen mereka, bukan hasil dari penjualan yang hilang dan harga yang lebih rendah.

Departemen Pertanian mengatakan akan memaksimalkan program yang ada untuk menyediakan miliaran dolar dalam pembayaran langsung kepada petani dan peternak yang dirugikan pembalasan negara lain terhadap tarif Trump.

Baca: Trump Sebut Ada Manipulasi Yuan, Pemerintah Cina Bilang ...

Dengan makin dekatnya pemilihan kongres, rencana ini menggarisbawahi kekhawatiran kaum Republik atas kerugian pada petani Amerika dari tarif perdagangan Trump berpotensi kehilangan kursi dewan dan senat di Midwest dan tempat lain.

Advertising
Advertising

"Ini adalah solusi jangka pendek yang akan memberi Presiden Trump dan pemerintahannya waktu untuk bekerja pada kesepakatan perdagangan jangka panjang," kata Menteri Pertanian Sonny Perdue. Ia menambahkan, seperti dilaporkan Associated Press, 25 Juli 2018, rencana itu bukan bailout untuk para petani.

Namun program ini diharapkan memberikan sedikit obat bagi para pendukung Partai Republik, yang mengatakan tarif itu hanya pajak dan memperingatkan tindakan itu akan membuka kotak Pandora untuk sektor-sektor ekonomi lain.

Donald Trump menegaskan kembali dukungannya untuk tarif dan berjanji petani akan menjadi penerima manfaat terbesar. "Hanya sedikit sabar," katanya saat berbicara di sebuah acara di Kansas City, seperti dilansir Reuters.

Paket bantuan itu dimaksudkan sebagai dorongan sementara bagi para petani ketika Amerika dan Cina bernegosiasi mengenai masalah perdagangan.

"Ini jelas merupakan solusi jangka pendek yang akan memberi Presiden Trump waktu untuk bekerja pada kebijakan perdagangan jangka panjang," kata Sonny Perdue, Sekretaris Departemen Pertanian Amerika.

Baca: Usaha Fashion Ivanka Trump Ditutup

Perdue menambahkan, bantuan tersebut akan dibiayai melalui USDA’s Commodity Credit Corporation dan tidak akan memerlukan persetujuan kongres.

Rencana Donald Trump itu tampaknya memecah Partai Republik karena sebagian memuji langkah itu dan yang lain menentang rencana bantuan sebab dinilai sebagai jenis program bantuan pemerintah yang diberikan secara luas, seperti yang ditentang Partai Republik.

Berita terkait

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

2 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

4 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

6 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

11 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

15 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

19 hari lalu

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

20 hari lalu

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

Komnas HAM menemui Polda Kaltim untuk membahas kasus 9 petani yang ditangkap dan digunduli karena menolak pembangunan bandara di IKN.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

22 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

23 hari lalu

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

Anggota Komisi VI DPR RI, M. Husni, merasa miris akan permasalahan pupuk subsidi, terutama persoalan pendistribusian yang berulang setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

24 hari lalu

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini kenaikan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah petani baru dalam perencanaan dan penghitungan.

Baca Selengkapnya