Israel Buka Perbatasan Logistik Jika Gencatan Senjata Terjaga
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 23 Juli 2018 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Israel akan membuka kembali perbatasan komersial utama Gaza dan memperluas zona penangkapan ikan pada Selasa jika gencatan senjata dengan Hamas terus berlangsung.
Israel menutup terminal perbatasan Kerem Shalom dan mengurangi zona penangkapan ikan menjadi 11 kilometer dari 17 kilometer pada 9 Juli sebagai balasan serangan layang-layang api dan balon helium yang diterbangkan oleh warga Palestina.
Baca: Tentaranya Tewas, Israel Sepakat Gencatan Senjata dengan Hamas
"Kami melihat, kemarin, apa yang mungkin menjadi hari paling tenang sejak 30 Maret," kata Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman, saat mengunjungi perbatasan seperti dilaporkan Reuters, 23 Juli 2018.
"Jika hari ini dan besok kami tetap berada pada situasi seperti kemarin, maka pada hari Selasa kami akan melanjutkan aktivitas rutin di sini di Kerem Shalom (terminal perbatasan) dan mengembalikan zona penangkapan ikan ke kisaran sebelumnya di tempat," tambah Lieberman.
Kerem Shalom adalah saluran ekspor-impor utama bagi dua juta orang Palestina di Gaza, yang juga berbatasan dengan Mesir.
Selama penutupan terminal, bantuan kemanusiaan masih diizinkan meskipun Lieberman mengatakan lalu lintas melambat menjadi sekitar 140 truk per hari dari sekitar 1.000 hingga 1.100 truk per hari.
Dua hari masa-masa tenang tanpa bentrokan di perbatasan, atau serangan layang-layang atau roket dibutuhkan sebelum perbatasan Gaza dibuka kembali. Sebelum situasi kembali normal larangan Israel atas pengiriman bahan bakar dan gas, serta pada semua barang komersial, akan tetap berlaku.
"Penduduk Gaza harus memahami bahwa selama ada kebakaran dan balon api, kehidupan tidak akan kembali normal di pihak mereka juga," kata Lieberman seperti dikutip dari Jerusalem Post.
Baca: Pemberontak Suriah Menyerah, Assad Kuasai Perbatasan Israel
Dia menambahkan bahwa kondisi juga termasuk penghentian total roket dan mortir. Liberman berbicara selama kunjungan pagi ke persimpangan Kerem Shalom, yang merupakan jalur komersial utama untuk memasuki dan meninggalkan Jalur Gaza. Dia melakukan tur ke tempat penyimpanan terbuka yang sebagian besar kosong, yang pada hari biasa ditumpuk dengan barang-barang yang menunggu transportasi truk ke Gaza.
Mesir, dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menengahi dua pihak, di mana Hamas akan menghentikan kekerasan Gaza dan Israel akan mencabut pembatasan komersial dan kemanusiaan yang diberlakukan awal bulan ini.
Liberman meminta Hamas untuk menunjukkan komitmen mempertahankan kedamaian dan ketenangan selama dua hari lagi.
Sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan peringatan lain kepada Hamas pada hari Minggu untuk menjaga perdamaian.
"Kami memukul Hamas sangat keras selama akhir pekan dan jika terbukti perlu, kami akan memukul mereka tujuh kali lipat," Netanyahu memperingatkan.
Koordinator Bidang Kemanusiaan PBB Jamie McGoldrick memperingatkan bahwa kehidupan 2 juta warga Gaza dipertaruhkan jika Israel tidak mengizinkan bahan bakar dan gas masuk ke Jalur Gaza. Gaza saat ini hidup sekitar empat jam listrik sehari, dan bahan bakar diperlukan untuk menjalankan generator.
Baca: Uni Eropa Peringatkan Israel Soal Penghacuran Desa Palestina
"Setidaknya satu rumah sakit terpaksa ditutup selama beberapa jam, dan layanan dikurangi secara dramatis pada orang lain. Mengingat pemadaman yang terus berlangsung sekitar 20 jam sehari, jika bahan bakar tidak segera datang, kehidupan masyarakat akan dipertaruhkan, dengan pasien yang paling rentan, seperti pasien jantung, mereka yang menjalani dialisis, dan bayi yang baru lahir dalam perawatan intensif berada pada risiko tertinggi," kata McGoldrick.
Mereka yang paling berisiko, katanya, adalah lebih dari 2.000 pasien di rumah sakit Gaza, termasuk bayi prematur di inkubator.
"Israel harus membiarkan bahan bakar dan pasokan penting lainnya dalam, dan donor harus memobilisasi sumber daya untuk memastikan bahwa fasilitas penting menerima bahan bakar yang mereka butuhkan," tambah McGoldrick.