Transformasi 20 Tahun Astana Ibu Kota Kazakhstan
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 19 Juli 2018 14:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Kazakhstan pada Rabu, 18 Juli 2018, menyelenggarakan peringatan 20 tahun berdirinya Astana sebagai ibukota negara itu. Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Askhat Orazbay, menceritakan perjuangan negaranya membangun Astana menjadi sebuah ibukota modern.
Sejarah berdirinya Astana tak terpisahkan dari sejarah kemerdekaan Kazakhstan pada 1991. Presiden pertama Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, mengajukan gagasan dan menerapkan pembangunan sebuah ibukota setelah negara itu melepaskan diri dari Uni Soviet.
"Presiden secara rutin memberikan perhatian untuk perkembangan Astana, memastikan transformasi yang terjadi menjadikan Astana sebuah kota metropolis, modern dan kota yang kompetitif di Eurasia," kata Duta Besar Orazbay, Rabu, 18 Juli 2018.
Baca: Dubes: Ekonomi Kazakhstan Makmur tanpa Senjata Nuklir
Baca: Alasan Kazakhstan Ingin Ganti Nama Negara
Astana secara resmi menjadi ibu kota Kazakhstan pada 10 Juni 1998, namun 6 Juli ditetapkan sebagai hari jadi Astana dan menjadi hari libur nasional. Dalam tempo 20 tahun, Astana telah berubah secara positif menjadi kota pusat ekonomi dan politik Kazakhstan dengan semakin banyak gedung-gedung pencakar langit dan lebih dari satu juta jiwa penduduk. Luas kota Astana yang semula 258 km persegi telah bertambah luas menjadi 800 km persegi.
Menurut Orazbay, dalam 20 tahun terakhir Astana bukan hanya tumbuh menjadi kota pusat pemerintahan, politik, ekonomi dan kebudayaan, tetapi juga berkontribusi dalam upaya perdamainan dunia, diplomasi dan perkembangan dunia. Hal ini ditandai dengan dipercayanya ibu kota Kazakhstan itu menjadi tuan rumah sejumlah pertemuan dunia, diantaranya kongres pemimpin dunia dan para pemuka agama. Pertemuan tingkat tinggi itu ditujukan untuk mempromosikan dialog lintas agama bagi perdamaian, keadilan dan keamanan di abad ke-21.