Trump Ralat Pernyataannya di Helsinki Soal Temuan Intelijen AS

Editor

Budi Riza

Rabu, 18 Juli 2018 14:33 WIB

Presiden Donald Trump, melemparkan bola pada istinya Melania Trump, setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, memberikannya saat konferensi persi di Helsinki, Finlandia, 16 Juli 2018. AP

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menggelar jumpa pers untuk mengklarifikasi dia telah keliru bicara saat jumpa pers pers bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Helsinki pada Senin, 16 Juli 2018.

Baca:

Donald Trump Teratas Untuk Pencarian Kata 'Idiot' di Google

Kado Bola dari Putin Diperiksa Pengawal Trump

Advertising
Advertising

Trump mengejutkan publik dan media di AS ketika terlihat enggan mengkritik Rusia terkait dugaan adanya intervensi pada pilpres AS 2016.

Alih-alih, Trump justru terlihat meragukan temuan intelijen AS, yang menyatakan sejumlah pihak di Rusia berada dibalik intervensi politik pada pilpres untuk memenangkan Trump sebagai Presiden.

“Seharusnya kalimatnya berbunyi,’Saya tidak melihat ada alasan mengapa pelakunya bukan Rusia’,” kata Trump saat jumpa pers di Gedung Putih pada Selasa, 17 Jui 2018.

Trump, dalam jumpa pers di Helsinki, justru memuji Putin dengan mengatakan pemimpin Rusia itu telah menyatakan bantahan yang kuat dan meyakinkan soal kesimpulan lembaga intelijen AS bahwa Rusia melakukan intervensi pada saat pilpres 2018.

“Saya tidak melihat alasan mengapa pelakunya (Rusia),” kata Trump saat itu seakan mendukung pernyataan Putin.

Ini pertama kalinya seorang Presiden AS menyatakan dukungan kepada pemimpin negara lain dan mengabaikan hasil temuan intelijen sendiri secara terbuka dan dilakukan di negara ketiga.

Baca:

Gedung Putih Siapkan Pertemuan Puncak Trump -- Putin

Bakal Bertemu di Helsinki, Ini 11 Pujian Trump kepada Putin

Walaupun dikenal garang saat mengkritik negara-negara anggota NATO, yang dianggap banyak tidak membayar iuran rutin secara penuh, dan mengkritik UE dengan menyebutnya sebagai musuh dalam perdagangan, Trump tidak sekalipun terlihat berani mengkritik Rusia.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbincang dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto, dan Melania Trump berbincang dengan istri Presiden Finlandia Jenni Haukio di Helsinki, Finlandia 16 Juli 2018. Lehtikuva/Martti Kainulainen/via REUTERS

“Partai Republik dan Demokrat menudingnya berpihak kepada musuh daripada negaranya sendiri,” begitu dilansir Reuters.

Trump baru meralat pernyataannya sekitar 27 jam setelah jumpa pers di Helsinki meskipun berulang kali mencuit di akun Twitter @realdonaldtrump dan membuat pernyataan ke media massa.

Dalam jumpa pers klarifikasi di Gedung Putih kemarin, Trump mengatakan dia mempercayai kesimpulan lembaga intelijen AS dan menerima kesimpulannya dengan membaca teks pernyataan yang telah disiapkan.

Saat Trump mengatakan dia percaya penuh kepada lembaga intelijen AS, Esquire melansir, lampur di ruang jumpa pers tiba-tiba padam. Trump lalu menyeletuk,"Ups, mereka baru saja mematikan lampu. Itu pasti lembaga-lembaga intelijen," kata dia.

Uniknya, Trump kemudian keluar dari skrip dan berkata,”Juga bisa dilakukan orang – orang lain Ada banyak orang di luar sana,” kata dia tanpa menjelaskan siapa sebenarnya orang-orang yang dia maksud itu.

Politikus Partai Demokrat mengkritik pernyataan Trump ini. “Ini harus dianggap sebagai upaya membersihkan kekacauan yang dia buat kemarin, yang tidak bisa diperbaiki dengan hanya mengeluarkan pernyataan pendek,” kata Adam Schiff, anggota Komite Intelijen DPR dari Demokrat.

Ketua Fraksi Demokrat di Senat, Chuck Schumer, mengkritik ucapan Trump bahwa ada orang-orang lain yang kemungkinan terlibat dalam intervensi pilpres AS 2016.

“Dia membuat pernyataan buruk, mencoba untuk mencabut pernyataannya, tapi ternyata dia tidak bisa mencabut pernyataannya sendiri,” kata Schumer. “Ini menunjukkan Presiden Trump lemah dan takut mengkonfrontasi Putin secara langsung,” kata dia.

Ketua Fraksi Republik di Senat, Mitch McConnell, mengatakan Rusia bukanlah negara sahabat dan berharap tidak ada intervensi lanjutan pada pemilu legislatif pada November 2018.

Secara terpisah, media New York Post melansir pernyataan dari Newt Ginggrich, yang pernah menjadi ketua fraksi Republik di DPR AS sesaat setelah jumpa pers Trump di Helsinki kelar. “Presiden Trump harus mengklarifikasi pernyataanya di Helsinki mengenai sistem intelijen kita dan Putin,” kata dia sambil menambahkan Trump melakukan kesalahan besar sebagai Presiden.

Berita terkait

Ketua KIP: BIN Tak Perlu Keterbukaan Informasi Publik

1 hari lalu

Ketua KIP: BIN Tak Perlu Keterbukaan Informasi Publik

Badan Intelijen Negara atau BIN tak perlu melakukan keterbukaan informasi publik. Alasannya, BIN merupakan lembaga intelijen.

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

2 hari lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

2 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

5 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

6 hari lalu

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

Bintang film dewasa Stormy Daniels hadir sebagai saksi dalam kasus pidana Donald Trump pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

10 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

11 hari lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

11 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

12 hari lalu

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

Alat sadap IMSI Catcher berfungsi mengetahui lokasi seseorang lewat telepon seluler dengan cara intersepsi, metode yang lazim digunakan intelijen.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

15 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya