KPU Kamboja Ancam Kriminalkan Aksi Boikot Pemillu

Editor

Budi Riza

Rabu, 18 Juli 2018 12:02 WIB

Sekitar seribu warga Kamboja menggelar unjuk rasa di Tokyo pada Ahad, 17 Juni 2018, menuntut penghentian bantuan dana dari pemerintah Jepang kepada Kamboja untuk pelaksanaan pemilu pada 29 Juli 2018, yang dituding sarat kecurangan. Phnompenhpost

TEMPO.CO, Phnom Penh – Komisi Pemilihan Umum Kamboja, menyatakan seruan memboikot pelaksanaan pemilu, yang akan digelar pada 29 Juli 2018 sebagai tindakan kriminal.

Baca:

Komandan Pengawal Hun Sen Disanksi Amerika Serikat, Ada Apa?

Pemerintah Kamboja Awasi Media Menjelang Pemilu

Advertising
Advertising

Otoritas akan mengejar para pelaku dan mengenakan tuntutan hukum terhadap siapapun yang menolak pelaksanaan pemilu, yang dinilai kontroversial oleh kelompok advokasi dan oposisi karena didominasi partai pemerintah.

“Pemilu itu penting di negara demokrasi jadi kampanye menolak atau menghambat orang agar tidak memilih merupakan kejahatan,” kata Tep Nytha, yang merupakan sekretaris jenderal National Election Commission, kepada media seperti dilansir Channel News Asia, Selasa, 17 Juli 2018.

Pemilu ini diperkirakan bakal dengan mudah dimenangkan oleh Hun Sen dan Partai Rakyat Kamboja. Hun Sen telah berkuasa selama 33 tahun. Menjelang pelaksanaan pemilu, dia dan Mahkamah Agung telah bersepakat membubarkan partai oposisi seperti Partai Penyelamat Nasional Kamboja, CNRP, dengan tudingan makar.

Baca:

Pemilu Tidak Adil, Warga Kamboja Desak Jepang Hentikan Bantuan

Sebut Hun Sen Diktator, Warga Kamboja Protes di Jepang

Menjelang pemilu, yang akan digelar akhir Juli 2018 ini, sejumlah tokoh oposisi semakin gencar menyuarakan penolakannya. Mereka meminta masyarakat untuk tidak mencoblos.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. AP Photo

“Para pendukung boikot pemilu telah menggunggah foto di sosial media sambil mengacungkan jari yang bersih dari tinta pemilu sebagai simbol protes,” begitu dilansir CNA.

Putri Kem Sokha, yang merupakan salah satu pemimpin CNRP yang dipenjarakan pemerintah Hun Sen, mendukung gerakan golput ini. “Tidak ada CNRP, tidak ada pemilu sebenarnya! Jangan memilih, tidak ada jari yang ditandai tinta,” kata dia.

Secara terpisah, aktivisi Partai Rakyat Kamboja diduga mengancam penduduk desa yang tidak memilih partai pada pemilu nanti dengan menghentikan layanan publik. Seperti dilansir Radio Free Asia, para aktivis ini mengancam penduduk desa di Provinsi Mondulkiri.

Ini dilakukan oleh aktivisi dari Uni Federasi Pemuda, yang bernaung dibawah Partai Rakyat Kamboja. “Mereka memaksa kami memilih PRK,” kata seorang penduduk desa Pulu di provinsi itu, kepada media lokal RFA Khmer Service.

Berita terkait

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

2 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

7 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

8 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

25 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

37 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

48 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

48 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

53 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

54 hari lalu

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya