Protes Besar-besaran Tolak Trump Muncul di London, Kenapa?

Jumat, 13 Juli 2018 22:12 WIB

Protes menentang kehadiran Presiden Donald Trump di Inggris bertemu PM Theresa May [CNN.NEWS]

TEMPO.CO, Jakarta - Protes besar-besaran terjadi di London, Inggris, Jumat, 13 Juli 2018, menolak kedatangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan mengkritik sejumlah kebijakannya yang kontroversial.

Kebijakan kontroversial yang diusung para pengunjuk rasa itu di antaranya sikap Trump terhadap perempuan, kebijakan garis kerasnya, seperti larangan berkunjung warga muslim, serta kebijakan imigrasi yang memisahkan anak-anak dari orang tuanya di perbatasan Amerika.

Baca: Wali Kota London: Demo Anti-Trump Harus Damai

Aksi protes yang berlangsung mulai pukul 11 siang tersebut diwarnai dengan pelepasan balon raksasa warna oranye, yang dijuluki Bayi Trump dengan mengenakan popok, di Gedung Parlemen Inggris pada pagi hari.

Pengunjuk rasa mengawali aksinya dengan berkumpul di luar kantor BBC di Portland Place dengan membawa pesan "Bring the Noise" oleh sekelompok perempuan, yang menamai diri mereka Women's March London. Kelompok ini yang mengorganisasi unjuk rasa masif menentang perilaku Trump terhadap perempuan pada 2017.

Aksi protes diwarnai dengan pelepasan balon Bayi Trump di London, Inggris untuk menentang Donald Trump dan kebijakannya yang kontroversial. [CNN.NEWS]

Advertising
Advertising

Women's March London memperkirakan akan menghadirkan 8.000 orang untuk ikut dalam aksi protes menentang Trump.

"Kami ingin Trump tahu kami dari Inggris, salah satu sekutu terbesar Amerika Serikat, tidak OK dengan kebijakan-kebijakannya," kata Alice Stevenson, 24 tahun, seorang pengunjuk rasa, seperti dikutip dari CNN.

Baca: Petisi Tolak Donald Trump ke Inggris Diteken Ribuan Orang

"Kami solider dengan hal-hal negatif yang berdampak dari kebijakan Trump di seluruh dunia," ujarnya.

"Kebijakan Trump mirip Nazi Jerman dalam hal pemisahan anak-anak dari keluarga mereka," ujar Meena Patel dari organisasi Southall Black Sisters, yang ikut dalam aksi protes.

Aksi unjuk rasa ini akan dilakukan dua kelompok. Kelompok pertama memulai aksi protes pada pukul 11 siang waktu setempat dengan titik awal dan akhir unjuk rasa di halaman parlemen.

Kelompok kedua dimulai pukul dua siang waktu London, yang berawal dan berakhir di Trafalgar Square.

Pada hari pertama kunjungan, Trump mengatakan dirinya populer di Inggris. Aksi protes yang dirancang untuk mengkritiknya itu, seperti dilaporkan The Sun, membuatnya merasa tidak diterima di London.

Baca: Trump Mau Minta Maaf ke Inggris Soal Video Anti-Muslim, Kenapa?

Protes besar-besaran di London, Inggris mengkritik kebijakan Presiden Donald Trump dan pertemuannya dengan PM Theresa May. [CNN.NEWS]

Trump juga menyalahkan Wali Kota London Sadiq Khan atas perasaan tidak disambut di London karena aksi protes besar-besaran itu.

Khan menanggapinya dengan berujar, "Ide bahwa kami mau membatasi kemerdekaan melakukan protes, kebebasan berbicara, karena perasaan seseorang yang terluka ditertawakan."

Adapun polisi Skotlandia menolak proposal kunjungan Trump ke Turnberry pekan ini.

Protes besar-besaran terhadap Donald Trump sebagai Presiden Amerika yang melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris bukan yang pertama. Protes juga terjadi saat Presiden George W. Bush dan Lady Laura melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris pada 2003, beberapa bulan setelah pasukan koalisi pimpinan Amerika menginvansi Irak.

Berita terkait

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

6 jam lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

10 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

10 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

11 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

11 hari lalu

Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "masih banyak yang harus dilakukan" untuk menghentikan protes pro-Palestina di kampus-kampus AS.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

13 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya