Penggugat Johnson & Johnson Bilang Ini, Jubir Perusahaan Menjawab

Editor

Budi Riza

Jumat, 13 Juli 2018 20:01 WIB

Ilustrasi bedak tabur. Safa.ps

TEMPO.CO, Missouri - Pengacara pihak penggugat, Mark Lanier, mengatakan perusahaan bedak Johnson & Johnson mengetahui kalau produk bedak talc mereka terkontaminasi dengan asbes dan menyimpan informasi ini dari publik.

Dia mengatakan ini saat menutup argumentasinya saat persidangan di pengadilan di Missouri, Amerika Serikat, Rabu, 11 Juli 2018 seperti dilansir Time. Johnson & Johnson dituding berusaha melindungi citra bedak bayinya.

Baca:

Sementara itu, juru bicara Johnson & Johnson, Carol Goodrich, membantah produk perusahaannya mengadung asbes dan menyebabkan kanker ovarium. Goodrich memperkirakan putusan dalam persidangan itu akan dibatalkan.

Advertising
Advertising

"Ada banyak kesalahan dalam persidangan ini dan lebih buruk dari persidangan sebelumnya,” kata Goodrich.

Dilansir dari Reuters, sebelumnya Johnson & Johson berhasil menang dalam persidangan atas produknya, yang digugat karena mengandung talc setelah mengajukan banding.

Mahkamah Agung Amerika Serikat membatasi tuntutan atas cedera pribadi dalam jumlah tertentu. Maka, pihak Johnson & Johnson kini merasa keberatan dengan adanya proses pengadilan gabungan 22 perempuan yang dilaksanakan di Missouri.

Sementara itu, Mark Lanier dalam sebuah pernyataan setelah putusan sidang menyerukan Johson & Johnson untuk segera menarik produk bedak talc dari pasar. Dia menyebut produk talc harus ditarik sebelum menyebabkan penderitaan, bahaya, dan kematian lebih lanjut dari penyakit yang mengerikan.

Baca:

"Jika Johnson & Johnson bersikeras terus menjual talc, mereka harus menandainya dengan peringatan serius," kata Lanier seperti dikutip oleh Reuters.

Mayoritas tuntutan hukum yang dihadapi Johnson & Johnson berbunyi bahwa talc menyebabkan kanker ovarium. Tetapi sejumlah kecil kasus menunjukkan bedak talc yang terkontaminasi menyebabkan mesothelioma atau kanker jaringan yang terkait erat dengan paparan asbes.

Kasus-kasus yang diadili di Missouri menggabungkan klaim-klaim itu dengan menuduh talc yang terkontaminasi asbes menyebabkan kanker ovarium.

Pengadilan atas kasus talc sebelumnya telah menghasilkan putusan denda sebesar $ 417 juta untuk Johnson & Johnson. Namun, putusan pada 2017 itu, yang diputus juri dari California dan Missouri, dibatalkan pada saat memasuki pengadilan banding. Setidaknya masih ada lima putusan pengadilan yang masih tertunda.

The U.S. Food and Drug Administration sebelumnya telah melakukan penelitian atas berbagai sampel talc dari 2009 hingga 2010, termasuk bedak bayi dari Johnson & Johnson. Hasilnya tidak ada asbes yang ditemukan di salah satu sampel talc.

Namun, Lanier selama persidangan mengatakan kepada juri bahwa laboratorium dan Johnson & Johnson telah menggunakan metode pengujian yang salah dan tidak memungkinkan untuk mendeteksi serat asbes dengan tepat. Talc, batuan paling lembut di dunia, adalah mineral yang terkait erat dengan asbes dan kedua zat itu dapat muncul di dekat bumi.

Penggugat mengklaim keduanya dapat menjadi bercampur dalam proses penambangan sehingga tidak mungkin untuk menghilangkan zat karsinogenik yang terkandung. Johnson & Johnson membantah tuduhan itu, mengatakan proses pengujian dan pemurnian yang ketat memastikan talc-nya aman.

ERVIRDI RAHMAT

Berita terkait

Terkini: Menhub Buka Posko Mudik Lebaran 2023, Pembangunan Istana Presiden di IKN 8 Persen

15 April 2023

Terkini: Menhub Buka Posko Mudik Lebaran 2023, Pembangunan Istana Presiden di IKN 8 Persen

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membuka Pos Koordinasi (Posko) Angkutan Lebaran 2023 di Kantor Kementerian Perhubungan.

Baca Selengkapnya

Setelah 149 Tahun Johnson & Johnson Mengajukan Kebangkrutan, Ini Profil J&J

15 April 2023

Setelah 149 Tahun Johnson & Johnson Mengajukan Kebangkrutan, Ini Profil J&J

Johnson & Johnson ajukan perlindungan kebangkrutan atas kasus yang menyatakan produknya menyebabkan kanker. Ini profil perusahaan yang sudah 149 tahun

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung AS Hukum Johnson & Johnson Rp4,5 T, Sembunyikan Risiko Produk

22 Februari 2023

Mahkamah Agung AS Hukum Johnson & Johnson Rp4,5 T, Sembunyikan Risiko Produk

Mahkamah Agung AS menghukum Johnson & Johnson denda Rp4,5 triliun karena perusahaan menyembunyikan risiko produk jala panggulnya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Menyadari dan Memahami Gejala Depresi

12 Desember 2022

Pentingnya Menyadari dan Memahami Gejala Depresi

Waspada, kondisi penderita gangguan kesehatan jiwa, termasuk depresi dapat menjadi lebih buruk. Sadari gejala dan stigma terhadap depresi

Baca Selengkapnya

Pentingnya Luruskan Stigma Soal Menstruasi di Masyarakat

30 Agustus 2022

Pentingnya Luruskan Stigma Soal Menstruasi di Masyarakat

Masyarakat perlu meningkatkan akses perempuan terhadap informasi kesehatan menstruasi berbasis sains secara nyaman dan terbuka.

Baca Selengkapnya

Ahli Israel Beberkan Hasil Respons Imun dari 3 Vaksin Covid-19

18 Oktober 2021

Ahli Israel Beberkan Hasil Respons Imun dari 3 Vaksin Covid-19

Ketiga vaksin menunjukkan reaktivitas silang yang luas terhadap varian SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Eropa Kompak Hadapi China, Johnson & Johnson Ajukan Bangkrut

16 Oktober 2021

Top 3 Dunia: Eropa Kompak Hadapi China, Johnson & Johnson Ajukan Bangkrut

Berita top 3 dunia adalah Angela Merkel minta Eropa kompak hadapi China, Johnson & Johnson mengajukan bangkrut dan aturan toa masjid di negara lain.

Baca Selengkapnya

Bedak Bayinya Disebut Sebabkan Kanker, Johnson & Johnson Ajukan Bangkrut

15 Oktober 2021

Bedak Bayinya Disebut Sebabkan Kanker, Johnson & Johnson Ajukan Bangkrut

Johnson & johnson mengajukan kebangkrutan setelah puluhan ribu orang menggugat karena bedak bayi produksi perusahaan menyebabkan kanker.

Baca Selengkapnya

Uji Klinis Beragam Vaksin Covid-19 untuk Anak Kecil, Ada yang Blood Clotting

25 September 2021

Uji Klinis Beragam Vaksin Covid-19 untuk Anak Kecil, Ada yang Blood Clotting

Kalangan produsen vaksin Covid-19 tengah menyiapkan formula untuk imunisasi anak hingga yang berusia balita. Berikut ini perkembangannya.

Baca Selengkapnya

Vaksin Booster Johnson Diklaim Tingkatkan Perlindungan 94 Persen

23 September 2021

Vaksin Booster Johnson Diklaim Tingkatkan Perlindungan 94 Persen

Johnson & Johnson menyatakan bahwa dosis penguat atau booster vaksin Covid-19 mereka meningkatkan perlindungan hingga 94 persen

Baca Selengkapnya