Terungkap, Militer Korea Selatan Era Presiden Park Ingin Kudeta

Rabu, 11 Juli 2018 12:00 WIB

Pada 12 November 2016, orang-orang menyalakan lilin sambil menuntut Presiden Korea Selatan Park Geun-hye untuk mengundurkan diri di Seoul, Korea Selatan.[AP Photo/Ahn Young-joon]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, memerintahkan penyelidikan independen khusus terhadap dugaan bahwa unit intelijen militer telah mengusulkan tindakan bersenjata terhadap aksi damai tahun lalu yang memprotes mantan Presiden Park.

Dilaporkan Japan Times, 11 Juli 2018, pekan lalu seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat yang berkuasa, mengungkapkan dokumen yang menunjukkan bahwa Komando Keamanan Pertahanan Angkatan Darat Korea Selatan (DSC) telah mempertimbangkan mengumumkan darurat militer jika demonstrasi menentang atau mendukung eks Presiden Park Geun-hye berujung kekerasan setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan pemakzulannya atas skandal korupsi.

Baca: Ternyata ini Besar Biaya Latihan Tempur Amerika Serikat - Korsel

Rencana yang tidak pernah dilaksanakan itu didasarkan pada prediksi bahwa Mahkamah Konstitusi akan membatalkan pemakzulan Park. Mahkamah Konstitusi akhirnya memutuskan untuk mendakwa Park, yang memicu protes kecil yang mengecam putusan.

"Presiden Moon Jae-in telah memerintahkan Menteri Pertahanan Song Young-moo untuk membentuk tim investigasi independen untuk dengan cepat dan adil menyelidiki tuduhan bahwa Komando Keamanan Pertahanan membuat dokumen yang mengusulkan mempertimbangkan undang-undang darurat militer," kantor berita Yonhap Selatan mengutip Blue House dalam pernyataan resminya.

Advertising
Advertising

Tim investigasi khusus akan terdiri dari jaksa militer yang tidak terkait dengan tentara atau DSC. Tim ini akan berfungsi sebagai penasihat independen, tidak tunduk pada arahan dari pejabat militer, termasuk menteri pertahanan sendiri.

Dilansir Associated Press, berdasarkan isi dokumen, Komando Keamanan Pertahanan menilai bahwa pengunjuk rasa anti-Park akan menyerukan “revolusi” jika pengadilan menolak pemakzulan Park. Massa Pro-Park, akan mempertimbangkan putusan pengadilan pemakzulan Park sebagai "pemberontakan," menurut dokumen yang dirilis.

Dokumen berisi sebuah sekenario bahwa kelompok pemrotes diduga akan melempar bom molotov saat demonstrasi di jalan, membakar stasiun polisi dan mencuri senjata di sana, dan mencoba menduduki gedung Mahkamah Konstitusi dan istana kepresidenan jika pengadilan tidak memutuskan tuntutan kelompok itu. Lebih lanjut dokumen mengatakan protes itu akan menyebabkan krisis dalam keamanan nasional pada saat Korea Utara diperkirakan akan meluncurkan provokasi atas latihan militer musim semi Korea Selatan dengan Amerika Serikat.

Pada 27 Oktober 1979, orang-orang berjalan di samping tank tentara Korea Selatan setelah darurat militer diumumkan pasca-kematian Presiden Korea Selatan Park Chung-hee di Seoul, Korea Selatan. [Foto AP / Kim Chon-Kil, File]

Namun rencana militer tidak dilaksanakan. Park sendiri ditangkap dan dijatuhi hukuman 24 tahun penjara. Park adalah putri dari mantan diktator Park Chung-hee, yang memerintah Korea Selatan selama 18 tahun setelah kudeta 1961. Dia memobilisasi militernya untuk menekan protes dan mengeluarkan serangkaian keputusan darurat untuk menjebloskan penentangnya ke penjara. Setelah pembunuhannya, Mayor Jenderal Chun Doo-hwan merebut kekuasaan melalui kudeta lain dan melancarkan tindakan brutal militer terhadap pemberontakan pro-demokrasi di selatan Korea Selatan yang menewaskan sedikitnya 200 orang pada 1980.

Baca: Korea Selatan Tanggung 90 Persen Biaya Pangkalan Baru AS

Menurut dokumen itu, komando menganggap menempatkan pasukan di tempat-tempat umum yang disebut "keputusan garnisun", yang terakhir kali digunakan pada 1979. Keputusan itu memungkinkan pasukan untuk mobilisasi tetapi berbeda dari darurat militer, yang menempatkan seluruh pemerintah di bawah kontrol militer. Pemerintah liberal Moon berencana untuk menghapus keputusan tersebut. Dokumen komando ini memicu perdebatan politik yang memanas di Korea Selatan.

Partai berkuasa Moon jae-in dan aktivis liberal mengatakan dokumen itu secara virtual menargetkan para pengunjuk rasa anti-Park, yang jauh lebih banyak daripada kubu pendukung Park. Lim Tae-hoon, kepala Pusat Hak Asasi Manusia Militer untuk Korea, menyebut dokumen berisi rencana untuk meluncurkan "kudeta" untuk Park. Namun partai oposisi konservatif mengatakan, Moon berusaha menggunakan dokumen itu untuk menyerang mantan sekutu Park. Lim Tae-hoon mengatakan bahwa mereka melaporkan dua mantan perwira komando Korea Selatan kepada jaksa terkait temuan dokumen.

Berita terkait

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

14 jam lalu

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

Setelah diperiksa Imigrasi, 15 kru dan artis Korea Selatan, termasuk Hyoyeon SNSD dan Dita Karang sudah kembali ke Korsel pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

16 jam lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

1 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya

Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

2 hari lalu

Youtuber Jang Hansol dan Food Vlogger Om Kim Senang Indonesia Kalahkan Korea Selatan

Jang Hansol menyebut kekalahan Korea Selatan dari Timnas U-23 bisa menjadi pembelajaran berharga bagi sepak bola di negaranya.

Baca Selengkapnya

Ketika Ernando Ari Berjoget Usai Gagalkan Penalti Jagoan Korea Selatan Lee Kang-hee di Piala Asia U-23

2 hari lalu

Ketika Ernando Ari Berjoget Usai Gagalkan Penalti Jagoan Korea Selatan Lee Kang-hee di Piala Asia U-23

Aksi joget-joget Ernando Ari pada laga perempat final Piala Asia U-23 dianggap sebagai ejekan terhadap Lee Kang Hee.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Timnas Indonesia Kalahkan Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

5 Fakta Timnas Indonesia Kalahkan Korea Selatan di 8 Besar Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia cetak sejarah maju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 setelah kalahkan Timnas Korea Selatan lewat adu penalti 11-10.

Baca Selengkapnya

Pemain Timnas u-23 Indonesia Rafael Struick Patahkan Rekor Tanpa Kebobolan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Pemain Timnas u-23 Indonesia Rafael Struick Patahkan Rekor Tanpa Kebobolan Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024

Rafael Struick mencetak dua gol saat pertandingan timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Jooyoung, Penyanyi Korea yang Akan Konser di Jakarta

2 hari lalu

Mengenal Jooyoung, Penyanyi Korea yang Akan Konser di Jakarta

Penyanyi Korea Selatan Jooyoung merilis jadwal tur konser Asia perdananya yang akan berlangsung pada Mei-Juni 2024

Baca Selengkapnya

5 Drama Korea yang Akan Tayang Mei-Juni 2024

2 hari lalu

5 Drama Korea yang Akan Tayang Mei-Juni 2024

Berikut adalah 5 drama Korea yang sangat dinantikan yang akan tayang pada periode Mei-Juni 2024:

Baca Selengkapnya