TEMPO.CO, Jakarta - Latihan tempur gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan dibatalkan setelah Presiden Donald Trump menyesalkan mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk latihan tempur. Donald Trump berulang kali menyebut penghematan biaya dengan menghentikan latihan tempur setelah ia bertemu dengan Kim Jong Un.
"Kami menghemat uang dengan tidak melakukan permainan perang, selama kami bernegosiasi dengan niat baik, yang didukung kedua belash pihak!" tulis Trump di Twitter bulan lalu, seperti dilaporkan Reuters, 7 Juli 2018.
Baca: Amerika Serikat Tunda Latihan Tempur Bersama Korea Selatan
Sejalan dengan pernyataan Donald Trump, Pentagon kemudian mengumumkan bahwa pihaknya menangguhkan perencanaan untuk latihan tempur tahunan Ulchi Freedom Guardian yang dijadwalkan dimulai pada bulan Agustus.
“Perkiraan biaya latihan adalah sekitar US$ 14 juta (Rp 200 miliar)," ungkap Mayor Carla Gleason, juru bicara Pentagon, seperti dilansir dari ABC.
"Anda tahu, kita menghabiskan banyak uang, setiap beberapa bulan kita melakukan permainan perang dengan Korea Selatan, dan saya berkata, 'Berapa biayanya?' Kita menerbangkan pesawat dari Guam, kita mengebom pegunungan kosong untuk latihan. Saya berkata, 'Saya ingin menghentikan itu dan saya akan menghentikan itu, dan saya pikir itu sangat provokatif," kata Trump dalam wawancara dengan ABC.
Pesawat tempur paling canggih di dunia, F-22 Raptor di Pangkalan Udara Gwangju, Korea selatan, 4 Desember 2017. Pesawat tempur siluman F-22, F-35A, dan F-35B, akan terlibat dalam latihan bersama Angkatan Udara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Yonhap via AP
Sementara US$ 14 juta atau Rp 200 miliar untuk latihan ini adalah jumlah yang signifikan, ini adalah bagian kecil dari anggaran tahunan Pentagon sebesar US$ 700 miliar atau Rp 10 ribu triliun, yang hanya sebesar 0,002 persen dari anggaran militer AS.
Baca: Pejabat Senior Korea Utara dan Korea Selatan Bertemu di Pyongyang
Sampai saat ini para pejabat Pentagon tidak dapat memberikan perkiraan biaya untuk latihan yang pendanaannya berasal dari berbagai anggaran dinas militer.
"Latihan tempur besar yang melibatkan pasukan di seluruh dunia untuk berlatih dengan sekutu dan mitra kami selama beberapa minggu atau bahkan bulan dapat menghabiskan biaya hingga US$ 20 juta (Rp 286 miliar) atau lebih tergantung pada latihannya," Gleason.
Sehari sebelumnya, 5 Juli 2017, Amerika dan Korea Selatan latihan bersama sebagai respon peluncuran rudal balistik antar benua Hwasong-14 oleh Korea Utara. Militer Amerika Serikat menembakan rudal taktis MGM-140 menggunakan Multiple Launch Rocket System (MLRS) M270. South Korean Defense Ministry via Getty Images
Latihan tempur Ulchi Freedom Guardian melibatkan ribuan pasukan Amerika Serikat. Tahun lalu, 17.500 tentara Amerika Serikat dan 50.000 lebih tentara Korea Selatan bergabung dalam latihan Ulchi Freedom Guardian, meskipun latihan ini sebagian besar difokuskan pada simulasi komputer daripada latihan lapangan. Pasukan dari Australia, Kanada, Kolombia, Denmark, Selandia Baru, Belanda dan Inggris juga berpartisipasi.
Baca: Kim Jong Un Ingin Bertemu Donald Trump di Swiss
Anggaran US$ 14 juta (Rp 200 miliar) jauh dibandingkan dengan kontrak yang diberikan kepada Boeing untuk dua kulkas untuk menyimpan makanan di Air Force One, yang senilai hampir US$ 24 juta atau Rp 344 miliar. Meskipun kontrak ini dibatalkan karena pembaruan Air Force One.
Baca: Pompeo Tiba di Korea Utara, Bahas Denuklirisasi dan 200 Jasad
Para pejabat berpendapat bahwa membatalkan latihan tidak benar-benar menghemat uang dalam jumlah besar karena pasukan yang akan terlibat di dalamnya masih memerlukan pelatihan dan sertifikasi, yang juga menghabiskan uang dalam jumlah besar. Sebaliknya para pejabat Amerika Serikat menilai latihan tempur dengan negara sekutu sangat penting untuk kesiapan dan meyakinkan mitra Amerika Serikat.