Pemilu Tidak Adil, Warga Kamboja Desak Jepang Hentikan Bantuan

Sabtu, 23 Juni 2018 17:00 WIB

Sekitar seribu warga Kamboja menggelar unjuk rasa di Tokyo pada Ahad, 17 Juni 2018, menuntut penghentian bantuan dana dari pemerintah Jepang kepada Kamboja untuk pelaksanaan pemilu pada 29 Juli 2018, yang dituding sarat kecurangan. Phnompenhpost

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok warga Kamboja yang tinggal di Jepang mendesak pemerintah Jepang untuk mengakhiri dukungannya untuk pemilihan umum yang akan diselenggarakan pemerintah Kamboja.

Tuntutan ini dilakukan karena kelompok itu menilai pemilihan 29 Juli tidak akan berlangsung secara adil. Salah satunya karena pembubaran partai oposisi terbesar oleh pengadilan tinggi Kamboja dan anggota partai senior dilarang dari kegiatan politik.

Baca: Pemerintah Kamboja Awasi Media Menjelang Pemilu

Pemimpin kelompok demonstran, Vanna Hay, mengunjungi Kementerian Luar Negeri di Tokyo pada Jumat 22 Juni, untuk menyerahkan petisi dengan 1.200 tanda tangan. Vanna mengatakan pemilihan yang adil sangat penting untuk menjaga demokrasi. Dia juga mengatakan ketegangan politik akan mereda jika partai oposisi utama dapat mengambil bagian dalam pemilu, seperti dilaporkan NHK, 23 Juni 2018.

Pengunjuk rasa meminta Jepang agar mendesak pemerintah Kamboja untuk mengizinkan partai oposisi, Partai Penyelamatan Nasional, untuk bisa ikut dalam pemilu. Jika pemerintah Kamboja menolak tuntutan, maka massa mendesak pemerintah Jepang menghentikan bantuan pemilu kepada pemerintah Kamboja. Amerika Serikat dan Uni Eropa sendiri telah menarik dukungan mereka.

Advertising
Advertising

Pemerintah Jepang mengatakan akan terus menekan pemerintah Kamboja untuk menyelenggarakan pemilu yang adil. Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan akan terus mendesak pemerintah Kamboja untuk memastikan bahwa pemilu mencerminkan kehendak rakyat.

Baca: Komandan Pengawal Hun Sen Disanksi Amerika Serikat, Ada Apa?

Wakil Presiden Partai Rakyat Kamboja (CPP) dan Perdana Menteri Hun Sen dan istrinya Bun Rany menghadiri upacara di markas partai untuk merayakan ulang tahun ke-33 tergulingnya rezim Khmer Merah Pol Pot di Phnom Penh, (7/1). REUTERS/Samrang Pring

Jepang berupaya untuk membatasi pengaruh Cina di Kamboja. Pada tahun lalu, anggota Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP), satu-satunya partai oposisi utama, telah dilarang dari arena politik dan mengikuti pemilu Kamboja. Menjelang pemilu nasional 29 Juli, CNRP dibubarkan secara paksa. Bertepatan dengan pembungkaman politik ini, telah terjadi pergeseran diplomatik, salah satunya menggeser pengaruh negara barat dengan dukungan Cina di Kamboja, seperti dilansir South China Morning Post.

Sementara Jepang, sebagai penyumbang penting Kamboja hanya diam, bahkan saat pemerintahan Hun Sen membungkam aktivis hak asasi manusia dan anggota CNRP.

Pada Mei, oposisi menulis surat terbuka kepada Menteri Luar Negeri Jepang, bahwa Jepang sebelumnya menyatakan bahwa pemilu 29 Juli harus mencerminkan kehendak rakyat.

"Kami sangat mendesak Pemerintah Jepang untuk memperkuat posisi ini," bunyi surat yang mengklaim bahwa tanpa CNRP, setengah dari negara Kamboja akan dirampas dari partai pilihan mereka. Surat itu mendesak Jepang untuk menghentikan dana sumbangan kepada Kamboja.

Baca: Sebut Hun Sen Diktator, Warga Kamboja Protes di Jepang


Sementara Cina telah memperbesar pengaruhnya di Kamboja dengan memberikan US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun dalam bentuk bantuan militer ke Kamboja. Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan pada hari Selasa 19 Juni, mengutip dari Channel News Asia, bahwa bantuan ini adalah hubungan yang kuat antara Beijing dan pemerintah yang dituduh para kritikus menghancurkan demokrasi menjelang pemilu 29 Juli.

Partai berkuasa Perdana Menteri Hun Sen diperkirakan akan dengan mudah memenangkan pemilu pada 29 Juli karena Mahkamah Agung membubarkan oposisi utama Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) pada November lalu atas permintaan pemerintah. Bantuan militer ditawarkan oleh menteri pertahanan Cina, Wei Fenghe, selama kunjungan pada 16 Juni lalu.

Baca: Jelang Pemilu Kamboja, Hun Sen Janjikan Uang Jika Rakyat Coblos

Juru bicara Departemen Pertahanan Kamboja, Chhum Sucheat, mengatakan Wei menjanjikan $US 100 juta atau Rp 1,4 trilun untuk digunakan untuk apa pun oleh Kamboja, dan bahwa tentara Cina dan Kamboja akan melakukan latihan gabungan, yang dinamakan "Dragon Gold" tahun depan.

"Dia tidak menyebutkan apa yang bisa kami beli, hanya untuk digunakan untuk keperluan yang diperlukan," kata juru bicara Departemen Pertahanan.

Cina telah menjadi penyumbang bantuan terbesar di Kamboja, di samping Jepang, dan dukungannya kepada rezim Hun Sen, yang telah memerintah Kamboja selama 33 tahun.

Berita terkait

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

1 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

3 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

17 jam lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

1 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

1 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

1 hari lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

1 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya