Korea Utara Akan Serahkan Jasad Tentara AS Korban Perang Korea
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Maria Rita Hasugian
Rabu, 20 Juni 2018 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara dikabarkan akan memulai proses penyerahan jasad tentara, termasuk tentara Amerika Serikat, yang hilang atau meninggal dalam Perang Korea dalam beberapa hari ke depan.
Dua pejabat Amerika Serikat, yang enggan disebut namanya, mengatakan Korea Utara akan menyerahkan jasad korban perang ke Kantor Komando PBB di Korea Selatan, dan kemudian akan dipindahkan ke Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat Hickam di Hawaii.
Baca: Cina Restui Kesepakatan Kim Jong Un - Donald Trump Diwujudkan
Dilaporkan dari Reuters, 20 Juni 2018, seorang pejabat mengatakan jumlah yang cukup besar dari sisa-sisa korban diperkirakan akan diserahkan, tetapi ia menolak memberikan angka korban. Ini bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sebelum jenazah tersebut diidentifikasi secara positif, ungkap pejabat bersangkutan.
Baca: Mayoritas Warga Korea Utara Baru Pertama Kali Lihat Wajah Trump
Dalam konferensi pers usai pertemuannya dengan Kim Jong Un, Trump mengatakan Korea Utara telah setuju untuk mengembalikan jasad tentara Amerika Serikat.
"(Para keluarga) menginginkan jasad ayah mereka, dan ibu-ibu, dan semua orang yang terjebak dalam perang yang benar-benar brutal," kata Donald Trump.
“Dan (Kim Jong Un) menyetujui hal itu dengan cepat dan sangat baik, itu benar-benar hal yang sangat menggembirakan dan dia memahaminya,” tambah Trump.
Menurut data militer AS, sekitar 7.700 personel militer Amerika Serikat dilaporkan hilang sejak Perang Korea 1950-1953. Pentagon menyatakan pejabat Korea Utara menyampaikan bahwa mereka memiliki jasad 200 pasukan AS. Lebih dari 36.500 pasukan AS tewas dalam perang Korea. Jasad tentara AS terakhir kali dikembalikan pada 2007, ketika Gubernur New Mexico, Bill Richardson mengunjungi Pyongyang.
Baca: Dua Korea Sepakat Bersatu di Asian Games Jakarta 2018
Penyerahan jasad ini akan menandai langkah pertama yang diambil Kim Jong Un sejak pertemuannya dengan Donald Trump untuk memperbaiki hubungan Korea Utara dengan Amerika Serikat. Sementara pada Senin 18 Juni, Amerika Serikat dan Korea Selatan sepakat untuk menunda latihan militer gabungan yang dijadwalkan pada Agustus.