Komandan Pengawal Hun Sen Disanksi Amerika Serikat, Ada Apa?

Kamis, 14 Juni 2018 08:24 WIB

Hing Bun Hieng [Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada komandan pengawal Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, karena dituduh menggunakan kekerasan untuk mengancam lawan politik selama beberapa dekade. Daftar hitam pengawal dan loyalis Hun Sen ini adalah orang pertama di lingkaran perdana menteri Hun sen, yang masuk daftar hitam Amerika Serikat.

Jenderal Hing Bun Hieng, kepala Unit Pengawal Perdana Menteri (PMBU), dijatuhi sanksi karena menjadi pemimpin dari sebuah entitas yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang serius, ungkap pernyataan Departemen Keuangan Amerika Serikat pada Selasa 13 Juni.

Baca: Akhir The Phnom Penh Post, Bencana bagi Kebebasan Pers Kamboja

"Bun Hieng dan PMBU telah menggunakan kekuatan militer untuk mengancam pertemuan para demonstran dan oposisi politik pada 1997, termasuk insiden di mana seorang warga negara Amerika Serikat terluka akibat pecahan peluru," kata departemen keuangan seperti dilaporkan Reuters, 14 Juni 2018.


Insiden 1997 adalah pelemparan granat terhadap sekelompok kecil demonstran yang dipimpin oposisi di tengah ibu kota, Phnom Penh. Tujuh belas orang tewas dan sekitar 150 orang terluka.

Advertising
Advertising

Bun Hieng mengatakan dirinya tidak melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan tidak memiliki properti di Amerika Serikat.

"Sebagai komandan tentara, saya tidak pernah melakukan apa pun yang bertentangan dengan Konstitusi Kamboja dan undang-undang, oleh karena itu, saya tidak khawatir sama sekali dengan sanksi AS.Sanksi itu menggelikan karena saya tidak punya properti apa pun di Amerika Serikat atau yang disimpan di perusahaan mana pun di sana," tutur Bun Hieng melalui sambungan telepon, seperti dilansir Associated Press.

Baca: Indonesia Akan Kirim Tim Pemantau Pemilu ke Kamboja


Sanksi yang diberlakukan berdasarkan undang-undang 2012, dikenal sebagai Undang-Undang Magnitsky, yakni memblokir semua properti atau kepentingan dalam properti yang dimiliki oleh jenderal di dalam wilayah hukum Amerika Serikat. Undang-undang ini juga melarang warga negara Amerika Serikat melakukan transaksi dengan Hing Bun Hieng.

Kementerian Pertahanan Kamboja mengecam sanksi itu sebagai pelanggaran terhadap hukum dan kedaulatan Kamboja.

"Kementerian Pertahanan Nasional Kerajaan Kamboja mengungkapkan penyesalan, kecewa dan sangat mengecam tindakan kasar Amerika Serikat," ujar pernyataan kementerian pertahanan Kamboja.

Baca: Pemerintah Kamboja Awasi Media Menjelang Pemilu

Kabinet Hun Sen juga mengkritik sanksi Amerika Serikat terhadap Hing Bun Hieng, merujuk dalam sebuah pernyataan untuk pemboman AS terhadap Kamboja selama Perang Vietnam.

"Amerika Serikat juga harus ditanya tentang tentara Amerika yang membunuh jutaan warga Kamboja pada 1970-an, yang membuat bom bagi orang-orang untuk dilihat hingga hari ini," katanya.

"Bukankah ini pelanggaran hak asasi manusia oleh Amerika Serikat?"


Sanksi dari seorang loyalis Hun Sen datang di tengah hubungan yang semakin tegang antara Amerika Serikat dan Kamboja. Pada Maret, Hun Sen menuduh Amerika Serikat berbohong ketika menyalahkan militer Kamboja dan entitas lain untuk ketidakstabilan politik baru-baru ini dan menghentikan bantuan kepada mereka.

Berita terkait

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

2 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

3 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

8 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

8 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

9 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

22 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

23 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

23 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

23 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

1 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya