Libanon Pasang Gerbang Elektronik di Kamp Pengungsi Palestina

Senin, 11 Juni 2018 13:00 WIB

Anggota gerakan Fatah bentrok dengan gerakan Islam Palestina di kamp pengungsi Ain al-Hilweh, selatan Sidon, pada 27 Februari 2017. ( Mahmoud Al Zain - Anadolu Agency )

TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Bersenjata Libanon memasang gerbang elektronik di pintu masuk kamp pengungsi Palestina di Ain al-Hilweh, sebelah selatan Libanon. Keterangan tersebut disampaikan warga setempat kepada The New Arab.

Menurut laporan Middle East Monitor, gerbang elektronik itu ditempatkan di empat pintu masuk utama dan pintu keluar. "Langkah ini demi keamanan di kamp pengungsi Palestina."

Baca: Bentrok Bersenjata di Kamp Pengungsi Palestina, 3 Tewas

Sejumlah anak Palestina mengangkat senjata dan meneriakan slogan setelah mendengar kabar kematian Ariel Sharon di kamp Ein el-Hilweh, Libanon (11/1). Di tahun 1982, Sharon memimpin invasi ke Libanon yang mengakibatkan pembantaian ratusan pengungsi Palestina di kamp Sabra dan Shatila di Beirut tahun 1983. (AP Photo/Mohammed Zaatari)

Pada 2016, Angkatan Bersenjata Libanon mulai membangun tembok dilengkapi dengan menara pengawas untuk memisahkan kamp dengan daerah sekitarnya karena masalah keamanan. Beberapa laporan menyebutkan, pembangunan tembok hingga awal 2018 telah mendekati rampung.

Advertising
Advertising

"Kami mengutuk keberadaan gerbang ini sebab pembangunannya menyinggung harga diri masyarakat kami yang berada di depan gerbang," kata Ayman Shana, pemimpin politik Hamas di Sidon, kepada The Daily Star.

Dia menambahkan, pintu gerbang ini akan menyebabkan friksi lebih lanjut antara warga Palestina dan Angkatan Bersenjata Libanon.Seorang warga Palestina yang lolos dari pembantaian kamp pengungsi Sabra and Chatilla berdoa di depan monumen peringatan tragedi tersebut di Beirut, Libanon (11/1). Dalam pembantaian di tahun 1982-1983 ini ratusan pengungsi Palestina tewas oleh pasukan milisi yang digerakkan oleh Ariel Sharon. (AP Photo/Bilal Hussein)

Fouad Othman, Pemimpin Front Demokratik Ain al-Hlweh, mengatakan, tindakan pengamanan dengan cara seperti itu adalah penghinaan bagi warga Palestina. Dia meminta Presiden Libanon Michel Aoun menjamin hak-hak sipil dan hak asasi bangsa Palestina selaku pemilik sah tanah.

Baca: Cegah Penyusup, Libanon Bangun Tembok Dekat Kamp Pengungsi

Ratusan pengungsi Palestina turun ke jalan mengecam pemasangan gerbang elektronik yang mereka sebut dengan tembok rasis. Ain al-Hilweh, kamp pengungsi yang kerap menjadi ajang pertempuran antarkelompok bersenjata serta dengan kelompok garis keras lebih kecil.

Kamp pengungsi Palestina di Libanon, berdiri pada 1948 ketika terjadi perang antara Israel dengan negara-negara Arab, dibangun di luar yuridiksi pasukan keamanan Libanon. Ain al-Hilweh adalah rumah bagi sekitar 61 ribu warga Palestina, termasuk enam ribu yang kabur dari perang Suriah.

Berita terkait

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

11 jam lalu

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

Israel telah meminta warga Palestina untuk mengosongkan bagian-bagian kota Rafahit di Gaza untuk persiapan serangan terhdap Hamas.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

12 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

14 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

14 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

14 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

17 jam lalu

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

Setelah berkali-kali diancam akan ditutup, Al Jazeera akhirnya benar-benar ditutup di Israel dengan alasan menyebarkan hasutan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

18 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

19 jam lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

20 jam lalu

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

Israel membalas serangan roket Hamas terhadap penyeberangan Kerem Shalom dengan serangan udara yang menewaskan belasan warga di Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

21 jam lalu

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

Israel menggerebek kamar hotel di Yerusalem yang dijadikan kantor oleh media Al Jazeera, setelah menutup operasi lokal stasiun televisi tersebut.

Baca Selengkapnya