Ibunda Razan Najjar: Putri Saya Sengaja Ditembak Sniper Israel

Senin, 4 Juni 2018 10:21 WIB

Ibunda Razan al-Najjar memegang seragam medis yang dipenuhi noda darah, 2 Juni 2018.[Middle East Eye/Mohammed Asad]

TEMPO.CO, Jakarta - Relawan medis yang ikut membantu korban luka di Gaza, Razan Najjar, ditembak oleh sniper Israel saat mengevakuasi korban Palestina di pagar perbatasan Gaza-Israel, pada 1 Juni lalu. Razan Najjar sudah 10 minggu merawat mereka yang luka selama demonstrasi berdarah peringatan Nakba sejak 30 Maret, sebelum ia ditembak di bagian dada oleh IDF yang berjaga di perbatasan.

Ribuan orang menghadiri upacara pemakaman pada Sabtu 2 Juni, termasuk teman dan rekan medis selama di Gaza.

"Malaikatku meninggalkan dunia ini, sekarang ia di tempat yang lebih baik. Saya sangat merindukan dia. Semoga jiwamu tenang putriku yang cantik," ujar Ashraff, ayah Razan Najjar sambil membawa rompi medis putih yang dikenakan putrinya dan kini bernoda merah akibat darah, seperti dilansir dari Middle East Monitor, 4 Juni 2018.

Baca: Relawan Medis Gaza Ditembak Sniper Israel saat Evakuasi Korban

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan 100 orang terluka saat demonstrasi Jumat 1 Juni, termasuk luka akibat 40 tembakan peluru tajam. Empat paramedis terluka ketika berusaha menyelamatkan korban luka di dekat pagar perbatasan.

Advertising
Advertising

"Mereka (tentara Israel) tahun kalau Razan paramedis, dia menolong korban luka sejak 30 Maret," ungkap Sabreen, ibunda Razan Najjar, meceritakan putrinya dengan tangisan.

"Putri saya menjadi target sniper Israel. Tembakan peluru diarahkan tepat di bagian dada, itu bukan peluru nyasar."

Para pengunjuk rasa Palestina mengevakuasi Razan Najjar setelah tertembak di Jalur Gaza, 1 Juni 2018. Setelah tertembak, Razan sempat dirujuk ke Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis, namun nyawanya tak tertolong dan meninggal di ruang operasi. AP Photo/Adel Hana


Razan al-Najjar merupakan anak tertua dari enam bersaudara dan menjadi paramedis setelah meraih diploma di bidang keperawatan dan kursus medis lainnya.

Dia menjadi relawan di rumah sakit dan organisasi nirlaba serta organisasi medis. Kemudian ia ikut menjadi relawan medis saat demonstrasi Nakba pecah pada 30 Maret. Sebagai paramedis, ia fokus merawat anak-anak dan wanita selama demonstrasi.

Perawat menangis setelah rekannya Razan Al-Najar tewas tertembak tentara Israel saat bentrokan antara warga Palestina dengan tentara Israel di perbatasan Gaza, 1 Juni 2018. Al-Najar tewas saat sedang membantu para demonstran yang terluka dalam aksi 'Great March Return'. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa


"Putri saya keluar setiap Jumat dari pukul 7 pagi hingga 8 malam. Dia di lapangan melaksanakan tugasnya, merawat yang terluka dan putri saya adalah paramedis yang berani dan tidak pernah takut penembak Israel. Dia biasa pulang ke rumah dengan seragam dipenuhi darah dan tinggal terakhir di lokasi sampai semua penunjuk rasa pergi."


Sementara menurut pengakuan Rida al-Najjar, rekan dan teman Razan Najjar, saat berada di lokasi bersama Razan saat ia ditembak sniper Israel.

"Saya di sana ketika Razan terluka. Kami saat itu mencoba menolong pengunjuk rasa yang terkena gas air mata. Ketika kami mendekat ke pagar, tentara Israel menembakan gas air mata dan peluru tajam ke arah kami. Gas air mata dan kepulan asap hitam menyelimuti lokasi kami. Waktu itu kami kesulitan bernafas. Tiba-tiba Razan memegang punggungnya dan dia terjatuh ke tanah. Darah mengalir ke seluruh seragam putihnya," ujar Rida menceritakan detik-detik Razan ditembak, seperti dikutip dari Aljazeera.

Sejumlah petugas medis Palestina dari Razan Al-Najar memberikan pertolongan pada seorang korban yang terluka akibat bentrokan dengan tentara Israel di lokasi bentrokan di perbatasan Israel-Gaza, 1 April 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Baca: Laila Ghandour, Korban Termuda Palestina dalam Demonstrasi Gaza

Reda menambahkan saat itu paramedis tidak membawa senjata apapun, hanya peralatan medis untuk menolong korban luka.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qedra, mengutuk pembunuhan Razan Najjar dan meminta komunitas internasional untuk campur tangan menangani kekerasan di Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat 223 paramedis terluka selama demonstrasi, sementara tentara Israel juga menargetkan 37 ambulans yang beroperasi selama demonstrasi di Gaza.

Berita terkait

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

19 menit lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

48 menit lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

53 menit lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

1 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

1 jam lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

2 jam lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

2 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

5 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya