Cina Minta AS Tidak Naikkan Tarif Impor atau...

Editor

Budi Riza

Minggu, 3 Juni 2018 20:25 WIB

Presiden Donald Trump bersama dengan Presiden Cina Xi Jinping, saat upacara penyambutan di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Beijing – Pemerintah Cina memperingatkan pemerintah Amerika Serikat bahwa kesepakatan yang dicapai kedua negara mengenai bisnis dan perdagangan akan batal jika Washington mengenakan kenaikan tarif impor.

Kedua negara baru saja menyelesaikan pembicaraan bilateral mengenai ekspor dan impor. Media Xinhua tidak melansir apa saja kesepakatan ekonomi kedua negara yang dicapai dalam pembicaraan antara Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dan Wakil Perdana Menteri Cina Liu He.

Baca: Perang Dagang Amerika Serikat-Cina, Trump Tetapkan Tarif Rp 827 T

Namun, media resmi pemerintah Cina itu merujuk kepada kesepakatan yang dicapai kedua negara di Washington pada Mei 2018. Saat itu, Cina menyatakan bersedia membeli lebih banyak produk dan layanan dari Amerika.

“Kedua pihak memiliki komunikasi bagus mengenai konsensus yang tercapai di Washington dan di sejumlah area lainnya seperti pertanian dan energi,” begitu dilansir Xinhua dan dikutip Reuters, Ahad, 3 Juni 2018. Detail konsensus ini bakal mendapat konfirmasi final dari kedua pihak nantinya.

Baca: Perang Dagang Dimulai, Cina Balas Tarif Impor Amerika

Sejak Maret 2018, AS dan Cina terlibat saling gertak untuk menaikkan tarif impor sejumlah barang dari kedua negara 10-25 persen. Nilai barang yang bakal dinaikkan tarifnya oleh masing-masing negara mencapai sekitar US$ 150 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun per tahun.

Media Xinhua melansir pernyataan pemerintah Cina bahwa negara itu bersikap konsisten dan bersedia meningkatkan impor dari berbagai negara termasuk Amerika.

“Reformasi dan membuka diri serta meningkatkan permintaan domestik merupakan strategi nasional Cina. Ini tidak akan berubah,” begitu dilansir Xinhua.

Advertising
Advertising

Media ini juga menyatakan kemajuan yang dicapai AS dan Cina harus berdasarkan pada dasar kedua negara akan berupaya maksimal dan tidak terlibat dalam perang dagang.

“Jika AS memperkenalkan sanksi dagang termasuk menaikkan tarif impor (atas barang dari Cina), semua kesepakatan ekonomi dan perdagangan yang telah dicapai kedua pihak menjadi tidak berlaku,” begitu dilansir Xinhua.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

9 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

18 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

22 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

22 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

23 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya