TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat telah menandatangani Surat Keputusan sebagai jalan untuk menerapkan tarif perdagangan senilai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 827 triliun bagi seluruh barang Cina yang masuk ke negara tersebut. Demikian laporan Al Jazeera, Jumat, 23 Maret 2018.
Al Jazeera menyebutkan, gerakan yang dimulai pada Kamis, 22 Maret 2018, tersebut tampaknya menjadi sebuah tembakan langsung dalam perang dagang antarnegara pemilik ekonomi terbesar dunia.
Baca: Cina Tuding Perang Dagang Trump Bencana bagi Ekonomi Dunia
Presiden Donald Trump bersalaman dengan Presiden Cina Xi Jinping, saat upacara penyambutan di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Thomas Peter
Menurut Trump kepada wartawan, tindakan itu sengaja dilakukan sebagai hukuman terhadap Cina yang melakukan pencurian teknologi dan tekanan Cina kepada sejumlah perusahaan Amerika Serikat agar menyerahkan teknologi tersebut.
"Kami menjadi korban pencurian hak kekayaan intelektual luar biasa oleh Cina," ucap Trump di depan wartawan, Kamis.
Sementara itu, Gedung Putih menjelaskan kepada juru warta bahwa Presiden Trump akan meminta kepada Kantor Perdagangan Amerika Serikat (USTR) untuk menerbitkan daftar produk yang diusulkan dikenakan tarif dalam waktu 15 hari.Wakil Perdana Menteri Wang Qishan (tengah) memimpin delagasi Cina dalam pembukaan pertemuan kerjasama perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat di Hangzhou (29/10). AP/Eugene Hoshiko
USTR diperkirakan menyasar sekitar 1.300 produk Cina yang bakal dikenakan tarif dengan nilai US$ 48 miliar atau setara dengan Rp 662 triliun.
Baca: Amerika Jatuhkan Sanksi untuk 13 Perusahaan Cina dan Korea Utara
Selain mengumumkan perang dagang dengan cara menaikkan tarif, Trump juga meminta kepada Menteri Keuangan, Steven Mnuchin, membuat daftar pembatasan investasi Cina di Amerika Serikat.
Amerika Serikat mengalami defisit perdagangan dengan Cina mencapai US$ 375 miliar atau sekitar Rp 5.169 triliun. Hal itu mengakibatkan timbulnya pengangguran besar di AS. "Ini sebuah defisit terbesar dalam sejarah negara kita. Ini di luar kontrol," kata Trump.