KPK Malaysia Punya Bukti Aliran Dana 1MDB ke Rekening Najib Razak

Rabu, 16 Mei 2018 11:50 WIB

Najib Razak. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) memiliki bukti sejumlah uang dikirim dari rekening Badan Usaha Negara Malaysia 1MDB ke rekening mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, pada akhir 2015.

Bukti menunjukkan uang sebesar RM 42 juta atau US$ 10,6 juta atau setara 149 juta rupiah (kurs Rp. 14.097,44), seperti diktutip dari Channel News Asia, Rabu 16 Mei 2018.

Departemen Audit Nasional telah membuka laporan audit 1MDB membutuhkan dana RM 42,26 miliar atau 150 triliun rupiah untuk melunasi biaya pokok dan bunga pinjaman yang jatuh tempo antara November 2015 dan Mei 2039.

Namun Najib Razak secara konsisten membantah tuduhan keterlibatannya dalam skandal 1MDB dan menyebut uang RM 2,6 miliar atau 9,2 triliun rupiah yang ada di rekeningnya adalah sumbangan dari kerajaan Saudi. Sementara RM 10,6 juta atau 3,7 miliar rupiah adalah tambahan dari sumbangan.

Baca: Eksklusif -- Welsh: Najib Razak Kemungkinan Terkena Proses Hukum

Advertising
Advertising

Datuk Lim Chee Wee. [The Star]


Sementara saat diwawancarai oleh Reuters, anggota panel MACC, Lim Chee Wee, mengatakan Jaksa Agung Mohamad Apandi Ali telah diserahkan laporan oleh MACC bahwa Najib Razak menerima US$ 10,6 juta atau 149 miliar rupiah dari anak perusahaan 1MDB, SRC International.

Namun Mohamad Apandi Ali, yang telah digeser dari jabatan Jaksa Agung menolak bukti ini.

"AG (jaksa agung) menolak melakukan penyelidikan lebih lanjut berdasarkan bukti yang menunjukkan bahwa Najib menerima secara langsung dan tidak langsung RM 42 juta atau 149 miliar rupiah dari SRC," ungkap Lim.

Sementara Mohamad Apandi menolak berkomentar terkait hal ini saat dihubungi oleh Reuters.

Baca: Najib Razak Dilaporkan ke Lembaga Antikorupsi Malaysia


Lim, dan anggota panel lainnya, P. Sundramoorthy, seorang kriminolog dari Malaysian Science University, juga mengatakan bahwa Mohamed Apandi menolak permintaan dari MACC untuk mencari bantuan hukum dari pemerintah asiang demi melacak dana yang hilang dari 1MDB. Lim mengatakan bahwa mereka kesulitan melacak jejak uang karena sudah mengalir ke luar negeri.

"Kami terus memberi tahu jaksa agung tolong diberikan bantuan hukum timbal balik dari yurisdiksi lain untuk mencari jejak uang di yurisdiksi bersangkutan. Kami tahu pergerakan uang di Malaysia, tetapi begitu meninggalkan Malaysia, kami tidak tahu kemana uang itu pergi,” kata Lim.

Lim, seorang pengacara, adalah salah satu anggota dari panel beranggotakan delapan orang pada 2016 yang meninjau investigasi MACC untuk menyelidiki aliran transfer US$ 681 juta atau 9,6 triliun rupiah ke rekening bank Najib Razak, serta transaksi yang terkait dengan SRC. MACC menunjuk panel-panel tersebut yang rekomendasinya ditolak oleh jaksa agung.

Baca: Amerika Tetap akan Sita Kapal Pesiar Terkait Skandal 1MDB

Petugas polisi Indonesia terlihat di atas kapal pesiar mewah 'Equanimity' di pulau Bali, Indonesia, 28 Februari 2018. Kapal pesiar yang ditaksir seharga Rp 3,4 triliun itu dimiliki oleh Low Taek Jho. AP


Departemen Kehakiman Amerika Serikat menyatakan bahwa sekitar US$ 4,5 miliar atau 64 triliun rupiah (kurs Rp. 14.095,43) telah disalahgunakan dari 1MDB. Departemen telah mengajukan gugatan perdata untuk mengambil sekitar US$ 1,7 miliar atau 23,9 triliun rupiah aset 1MDB serta menggelar penyelidikan.

Departemen Kehakiman AS belum menyebutkan target penyelidikan tetapi gugatan perdata menyebut pemodal Malaysia, Low Taek Jho, yang juga dikenal sebagai Jho Low, dan anak tiri Najib, Riza Aziz, yang diduga sebagai penerima dana yang disalahgunakan 1MDB. Namun keduanya membantah tuduhan ini.

Sementara seseorang yaang masuk dalam tuntutan hukum di Amerika Serikat yang disebut "Pejabat Resmi Malaysia 1" dikatakan telah menerima lebih dari US$ 1 miliar atau 14 triliun dari dana 1MDB, beberapa di antaranya digunakan untuk membeli perhiasan untuk istri pejabat bersangkutan. Sumber-sumber di AS dan Malaysia mengatakan, "Pejabat Resmi Malaysia 1" mengacu pada Najib.

Namun Najib Razak berulang kali membantah tuduhan dan pada 2016 ia menyatakan pemerintah Malaysia siap bekerja sama dalam penyelidikan di Amerika Serikat.

Berita terkait

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

10 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

2 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

2 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

3 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

5 hari lalu

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Dua helikopter Malaysia bertabrakan saat sedang latihan untuk perayaan Hari Angkatan Laut.

Baca Selengkapnya