Amerika Sindir Cina karena Bela Myanmar Soal Rohingya

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Selasa, 15 Mei 2018 15:25 WIB

Sejumlah pengungsi Rohingya membangun kembali rumah darurat mereka, sebagai persiapan untuk mendekati musim hujan di kamp pengungsi Kutupalong Rohingya di Kutupalong, Bangladesh, 28 April 2018. (AP Photo/A.M. Ahad)

TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Amerika Serikat menyindir pemerintah Cina, yang diduga berusaha melindungi Myanmar dari sanksi keras Dewan Keamanan PBB terkait pelanggaran HAM oleh serangan militer terhadap Muslim Rohingya.

Sejumlah negara seperti AS menyebut pelanggaran HAM ini sebagai pelanggaran HAM kelas berat hingga pembersihan etnis.

Baca: Suku Minoritas Rohingya Myanmar Bakal Dapat Keadilan?

Advertising
Advertising

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, tidak menyebutkan nama Cina saat mengecam negara yang mengusulkan perubahan substansial pada pernyataan Dewan Keamanan yang disusun Inggris untuk Myanmar pekan lalu.

Cina saat itu mengusulkan DK, yang beranggotakan 15 negara itu, membuat pernyataan yang tidak terlalu keras. Anggota DK akhirnya menyetujui pernyataan yang lebih lemah.

Baca: OKI: Kekerasan terhadap Rohingya Pembersihan Etnis

"Beberapa anggota Dewan telah mencegah kami mengambil tindakan karena alasan yang sinis dan mementingkan diri sendiri," kata Haley, seperti dilansir The Star pada 15 Mei 2018. "Beberapa orang menggerogoti kesatuan DK yang ditunjukkan dengan suntingan redaksional naskah pernyataan yang tidak membantu dan hanya memperlemah pesan DK."

Seorang pria etnis Rohingya menerima perawatan medis di dalam ambulans di Bireuen, Aceh, 20 April 2018. Puluhan ribu Rohingya melarikan diri dari Myanmar lewat laut menyusul pecahnya kekerasan di negara bagian Rakhine di Myanmar barat pada tahun 2012. AP/Zik Maulana

Seperti diberitakan Reutes, militer Myanmar menggunakan momen serangan milisi Rohingya untuk menggelar operasi militer besar-besaran mengejar para milisi sekaligus membumi hanguskan desa-desa yang ditinggali etnis Rohingya di negara bagian Rakhine.

Militer Myanmar menyerang dengan dibantu milisi garis keras Budha. Mereka menangkap para lelaki etnis Rohingya dan mengeksekusinya. Dua jurnalis Reuters yang mengivestigasi kasus ini malah ditangkap dan dibawa ke pengadilan untuk dihukum karena dianggap membocorkan dokumen negara.

Serangan militer Myanmar ini menyebabkan sektiar 700 ribu warga sipil Rohingya terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri ke negara tetangga Bangladesh. Mereka menetap di sekitar kawasan Cox Bazar.

Sepuluh pria Muslim Rohingya dengan tangan terikat di Desa Inn Din, 1 September 2017. REUTERS

Menanggapi sindiran Haley, Duta Besar Cina untuk PBB, Ma Zhaoxu, mengatakan kepada Dewan Keamanan, Myanmar dan Bangladesh harus didorong untuk menyelesaikan krisis secara bilateral untuk memastikan masalah pengungsi tidak berlarut-larut atau menjadi lebih rumit.

Dewan Keamanan bertemu Senin untuk membahas kunjungan utusan ke Myanmar dan Bangladesh dua pekan lalu. Myanmar dan Bangladesh setuju pada Januari untuk menyelesaikan repatriasi sukarela para pengungsi dalam waktu dua tahun tetapi hingga kini belum terealisasi.

Para diplomat mengatakan Rusia juga mendukung Cina dalam pembicaraan di PBB tentang Myanmar.

Berbicara setelah Haley, Wakil Duta Besar Rusia, Dmitry Polyanskiy, mengatakan kesatuan DK dalam masalah itu penting dan dia berharap beberapa anggota tidak menggunakan situasi ini untuk mengejar tujuan politik domestik mereka yang sempit.

Amerika Serikat dan Kanada telah memberlakukan sanksi sepihak terhadap seorang jenderal di militer Myanmar karena perannya dalam penindasan etnis minoritas Rohingya dan Uni Eropa sedang mempersiapkan sanksi individu.

Berita terkait

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

3 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

4 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

9 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

13 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

1 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

2 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

2 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya