Kasus TKI Parinah, Inggris Bakal Kirim Penyidik ke Indonesia?

Reporter

Tempo.co

Minggu, 6 Mei 2018 05:30 WIB

TKI asal Banyumas, Parinah jelang terbang menuju Indonesia usai dikabarkan hilang selama 18 tahun di Inggris. Selama ditahan di Inggris. Foto/KBRI London

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus hukum terhadap majikan Parinah, TKI asal Banyumas, Jawa Tengah, memasuki babak baru. Pada 30 April 2018, Kepolisian Brighton, Sussex, Inggris, yang melakukan investigasi kasus Parinah binti Dulah Iksan telah menghubungi KBRI London dan menyampaikan bahwa proses investigasi atas kasus ini telah selesai. Kepolisian Brighton juga telah berkoordinasi dengan Kepala Kejaksaan Agung Inggris terkait tindak lanjut kasus Parinah ke ranah hukum.

Baca: TKI Parinah Sedih, 18 Tahun Kerja Pulang Tak Bawa Uang

Parinah Iksan Binti Dulloh. TEMPO/Ayu Cipta

Dalam keterangan KBRI London yang diterima Tempo, Sabtu, 5 Mei 2018, berdasarkan laporan hasil investigasi, kepolisian Brighton akan melakukan tindak lanjut untuk memperoleh barang bukti dan kesaksian sejumlah pihak di Indonesia. Beberapa fakta yang akan diungkap Kepolisian diantaranya wawancara lebih lanjut dengan Parinah, 50 tahun. Sebab Kepolisian masih memerlukan informasi lanjut guna pemeriksaan silang sesuai hasil pemeriksaan terhadap majikan Parinah.

“Kepolisian Brighton juga akan menggali informasi siapakah anggota keluarga yang pertama kali menghubungi dinas tenaga Kerja untuk melaporkan hilang kontak dengan Parinah. Akan ditanya pula apakah salah satu anggota keluarga Parinah pernah mengirimkan surat balasan ke alamat majikan di Brighton, Inggris. Jika iya, seberapa sering dan apa saja yang disampaikan? Kapan terakhir kali mendapat kabar dari Parinah? Serta akan dicari tahu pula apakah Parinah pernah mentransfer uang kepada keluarga di Indonesia? Jika iya, kapan saja dan nominalnya berapa?,” demikian keterangan KBRI London, Sabtu, 5 Mei 2018.

Advertising
Advertising

Baca: TKI Parinah Ingin Kasusnya Jadi Pelajaran

Hal lain yang akan diselidiki lebih jauh oleh Kepolisian Brighton adalah agen pengerah tenaga kerja yang merekrut Parinah. Pihak agen akan diminta menjelaskan kronologis rekrutmen Parinah dan informasi terkait lainnya, seperti kontrak kerja.

Mengingat banyaknya informasi yang perlu diperoleh oleh pihak kepolisian, mereka juga mempertimbangkan kemungkinan untuk mengirimkan anggota Kepolisian Brighton ke Indonesia guna memperoleh bukti-bukti dan kesaksian dimaksud. Terkait hal ini, Kepolisian Brigton telah meminta bantuan kepada KBRI London untuk dapat memfasilitasi wawancara dan pengumpulan bukti-bukti di Indonesia, termasuk meminta kesediaan Parinah dan keluarga untuk dapat diwawancarai.

Parinah hilang kontak selama 18 tahun dengan keluarganya di tanah air. Dia akhirnya ditemukan dan diselamatkan melalui jejak surat yang dikirimkannya ke keluarga. Majikan Parinah selain menutup pintu komunikasi Parinah dengan keluarga, juga menahan gajinya selama hampir 18 tahun. Parinah sejak sebulan lalu telah berada di Indonesia. Sedangkan majikan Parinah terjerat pasal perbudakan modern.

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

3 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

3 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

4 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

4 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

5 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

6 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

6 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya