TEMPO.CO, Jakarta - Perasaan Parinah, TKI asal Banyumas, Jawa Tengah, campur aduk menjelang kepulangannya ke Indonesia. Wanita 50 tahun ini sedih pulang ke kampung halaman tanpa membawa uang. Kerja selama 18 tahun sebagai TKI tak menghasilkan apa-apa selain pengalaman pahit di negeri orang.
“Perasaan saya senang dan sedih. Senang karena mau bertemu dengan keluarga dan anak-anak. Campur aduk. Sedih karena tidak punya uang,” kata Parinah di Bandar Udara Internasional London Heathrow dalam wawancara kepada Tempo melalui bantuan anggota staf KBRI London, Rabu, 11 April 2018.
Baca: Parinah, TKI di Inggris Dieksploitasi dan Ditipu Majikan
TKI asal Banyumas, Parinah jelang terbang menuju Indonesia usai dikabarkan hilang selama 18 tahun di Inggris. Parinah diketahui bekerja sebagai asisten rumah tangga pada satu keluarga berkebangsaan Mesir di Arab Saudi bernama Alaa M Ali Abdallah sejak tahun 1999. Sekitar tahun 2004, Parinah dibawa majikannya yang pindah ke Inggris. Foto/KBRI London
Parinah menceritakan, sebagai asisten rumah tangga, dia setiap hari bekerja mulai pukul 07.30. Dia mengerjakan apa saja yang ada di dalam rumah dan area luar rumah. Setiap hari Minggu, Parinah diminta membantu membersihkan rumah anak majikan yang perempuan selama tiga-empat jam.
Baca: TKI Parinah yang Hilang 18 Tahun di Inggris Akhirnya Pulang
Untuk bisa mendapatkan pertolongan, Parinah nekad pagi-pagi ke kantor pos saat majikan terlambat bangun tidur. Tindakan itu dilakukannya secara sembunyi-sembunyi. Sebab, selama bekerja, Parinah tidak pernah diizinkan keluar rumah sendirian dan berkomunikasi dengan keluarga.
Kebetulan, lokasi rumah majikan Parinah dekat dengan kantor pos. Surat-surat Parinah kepada keluarga ini lalu diteruskan ke Kementerian Luar Negeri di Jakarta. Lalu, KBRI London dan kepolisian Sussex, Inggris, berupaya membebaskannya.
Setiba di Indonesia, Parinah mengatakan hendak pensiun. Dia sangat berharap uang hasil kerja kerasnya selama 18 tahun yang ditahan majikan bisa segera diberikan. Uang itu rencananya akan diserahkan Parinah kepada keluarganya dan untuk melanjutkan hidup.
“Saya rasa majikan saya yang dokter itu enggak pernah kekurangan uang. Kelihatannya dia banyak uang,” kata Parinah.
Parinah pada Selasa, 10 April 2018, waktu Inggris, pulang ke Indonesia setelah ditahan majikannya selama 18 tahun. Parinah dijadwalkan tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta pada Rabu malam, 11 April 2018. Keluarga Parinah dari Banyumas dikabarkan telah berada di Jakarta untuk langsung menyambut pahlawan devisa itu.