Timur Tengah Kawasan Paling Bahaya Bagi Jurnalis

Kamis, 26 April 2018 16:51 WIB

Can Dundar (kanan) dan Erdem Gl, dua jurnalis Turki ditahan karena didakwa menjadi mata-mata untuk kepentingan pemberontak Suriah anti Presiden Bashar al-Assad. Milliyet.com.tr.

TEMPO.CO, Jakarta - Timur Tengah dianggap kawasan paling bahaya dan sulit bagi kaum jurnalis. Setidaknya pendapat itu disampaikan oleh Reporters Without Borders, Rabu, 25 April 2018, seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis, 26 April 2018.

Sementara itu, Korea Utara dimasukkan ke dalam golongan negara yang sangat ketat terhadap pergerakan jurnalis disusul Eritrea, Turkmenistan, Suriah dan Cina.

Menurut catatan Press Freedom Index, Arab Saudi, Bahrain, Vietnam, Sudan dan Kuba di antara negara yang sangat represif terhadap jurnalis.

Baca: RSF: Finlandia Terbaik, Korea Utara Terburuk

Dua orang jurnalis mengambil gambar asap yang diakibatkan dari pertempuran pasukan Kurdi dengan Negara Islam di wilayah Kobani yang terlihat dari perbatasan Suriah-Turki, 1 Oktober 2014. Ibrahim Erikan/Anadolu Agency/Getty mages

Advertising
Advertising

"Malta jatuh di urutan ke-18 setelah terjadi pembunuhan terhadap wartawan investigasi Daphne Caruana Galizia," tulis Middle East Monitor. Menyusul pembunuhan terhadap 17 jurnalis di Meksiko pada 2017, negara ini masuk urutan kedua di dunia dalam kategori sebagai pembunuh wartawan.

Repoters Without Borders dalam pengumumannya kepada media mengatakan, dengan berlanjutnya konflik bersenjata di Suriah dan Yaman, serta maraknya dugaan serangan terorisme di Mesir dan Arab Saudi, organisasi ini berkesimpulan bahwa Timur Tengah adalah wilayah paling berbahaya bagi tugas jurnalistik.

Namun demikian, pada bagian lain, organisasi ini mengatakan, ada secercah harapan kebebasan pers di sejumlah negara mulai terbuka.Sejumlah jurnalis BBC dan staf, melakukan aksi bungkam untuk menggambarkan tidak adanya kebebasan jurnalis dalam berbicara di seluruh dunia di London, 24 Juni 2014. Aksi ini juga untiuk mendukung tiga wartawan yang dihukum di Mesir karena terkait terorisme, dan dianggap membawa kritik luas. (AP)

Ekuador dan Amerika Selatan naik di urutan ke-13 setelah kedua kawasan itu berhasil menghapus ketegangan antara rezim pemerintah dan penerbitan media. Adapun Kanada di bawah pemerintahan Justin Trudeau membuat perkembangan bagus dan naik empat tingkat dari urutan ke-18. "Posisi ini membuat Kanada masuk dalam daftar 20 negara terbaik. Selama ini didominasi oleh negara-negara Eropa."

Baca: RSF: Jumlah Penculikan Wartawan 2015 Meningkat Tajam

Selain itu, Yamaika telah membuat progres signifikan setelah berada di ranking ke-8. Posisi ini sebelumnya ditempati oleh Belgia dan Selandia Baru. Gambia, sebuah negara kecil di Afrika melompat 21 peringkat di atas Angola dan Zimbabwe yang melonjak empat dan dua ranking.

Sebagaimana biasanya, negara-negara Skandinavia berada di posisi paling atas. Norwegia di urutan pertama negara yang paling nyaman bagi kebebasan pers selama dua tahun ini.

Reporters Without Borders juga memperingatkan, kebebasan pers di dunia terancam oleh ulah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Rusia dan Cina yang mencoba menghancurkan semua kelompok perlawanan. Kendati demikian, Timur Tengah dianggap paling tidak bebas bagi kaum jurnalis.

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

3 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

4 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

6 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

7 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

10 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

10 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

11 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

12 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya