Abbas Pecat Uskup Ortodoks Yunani Pro Kemerdekaan Palestina

Selasa, 24 April 2018 16:43 WIB

Mahmoud Abbas. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden otoritas Palestina, Mahmoud Abbas memecat tokoh kristen ortodoks Yerusalem, Atallah Hanna dari Dewan Nasional Palestina. Menurut pengamat politik Timur Tengah, langkah itu dibuat demi menghindari kegagalan dalam negosiasi dengan Donald Trump dan Israel.

Baca: Mahmoud Abbas Potong Gaji Tahanan Palestina di Penjara Israel

Analis politik Lebanon, Nidal al-Sabea, mengatakan pada Minggu, 22 April 2018, Abbas khawatir keberadaan Hanna, Uskup Ortodoks Yunani Sebastia, akan mengganggu negosiasi penting yang disebut kesepakatan abad ini.

Kesepakatan itu akan dibuat setelah pertemuan Dewan Nasional Palestina dalam waktu dekat. Hanna sendiri diyakini bisa terpilih sebagai presiden dewan yang bertugas menegosiasikan kemerdekaan Palestina.

"Uskup Agung Atallah Hanna tidak akan pernah menerima kesepakatan abad ini. Dia dianggap Abbas terlalu keras pada masalah Yerusalem dan pengungsi Palestina," kata al Sabea, seperti dilansir Middle East Monitor pada 24 April 2018.

Advertising
Advertising

Baca: 3 Alasan Warga Palestina Minta Abbas Mundur

Hanna selama ini diketahui sebagai orang yang paling keras menolak klaim Israel dan Trump pada Yerusalem dan tidak pernah mau bernegosiasi. Sikap anti-Trump dan Israelnya itu dianggap bisa menyulitkan proses negosiasi.

Al Sabea juga mengkritisi desakan Abbas untuk mengadakan pertemuan dengan Dewan Nasional Palestina di Ramallah. Menurutnya akan menjadi pukulan bagi persatuan Palestina karena tidak menyertakan beberapa faksi penting dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.

"Ketiadaan Hamas, Jihad Islam dan boikot oleh Front Populer untuk Pembebasan Palestina, anggota independen di pertemuan menunjukkan bahwa Dewan tidak memenuhi syarat konsensus nasional," kata al Sabea.

Baca: Palestina Ubah Istana Kepresidenan Menjadi Perpustakaan

Al Sabea mengkritik monopoli Otoritas Palestina atau PLO pimpinan Abbas dalam pengambilan keputusan, termasuk proses menunjuk anggota Dewan nasional tanpa menetapkan kriteria khusus. Menurutnya hal itu merupakan pelanggaran mencolok dari proses demokrasi.

Untuk itu al-Sabea menyarankan agar Liga Arab dapat mengintervensi dan menghentikan krisis dan menyerukan kepada faksi-faksi Palestina dan tokoh-tokoh nasional yang independen untuk menyelenggarakan konferensi di Mesir. Konferensi itu diyakini akan menghasilkan visi baru yang membawa Palestina kembali ke tempat yang selayaknya.

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

56 menit lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

1 jam lalu

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

ICC dapat mengakhiri impunitas selama puluhan tahun dengan mendakwa para pejabat tinggi keamanan Israel atas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

5 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

14 jam lalu

Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

17 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

18 jam lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

1 hari lalu

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

Gal Gadot aktor asal Israel yang sukses berkiprah dalam dunia industri hiburan Hollywood. Berikut beberapa filmnya, bukan hanya Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

1 hari lalu

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

Artis Hollywood Gal Gadot belakangan menuai banyak sorotan karena aksi bela Israel yang dilakukannya. Ini perjalanan karier pemeran film Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

1 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya