Hakim Myanmar Tolak Bebaskan 2 Jurnalis Reuters Soal Rohingya

Editor

Budi Riza

Kamis, 12 April 2018 09:49 WIB

Wartawan Myanmar Wa Lone (kiri) dan Kyaw Soe Oo. REUTERS/Antoni Slodkowski /

TEMPO.CO, Yangon – Hakim pengadilan di ibu kota Yangon, Myanmar, menolak permintaan untuk membatalkan kasus dua wartawan Reuters yaitu Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, yang menulis berita soal pembantaian massal warga etnis Rohingya oleh pasukan militer negara itu.

“Kami merasa sangat kecewa dengan putusan pengadilan itu,” kata Stephen J. Adler, pemimpin redaksi Reuters, seperti dilansir Reuters, Rabu, 11 April 2018.

Baca:

Bunuh 10 Rohingya, Myanmar Hukum 7 Tentara 10 Tahun Penjara

Advertising
Advertising

Duterte: Genosida di Myanmar, Filipina Buka Pintu untuk Rohingya

Adler menambahkan,”Kami meyakini ada landasan yang kuat bagi pengadilan untuk menghentikan kasus ini dan melepaskan jurnalis kami. Wa Lone dan Kyaw Soe Oo sedang meliput isu di Myanmar dengan cara independen dan imparsial.”

Wa Lone, 32 tahun, dan Kyaw Soe Oo, 28 tahun, didakwa menyimpan dokumen rahasia pemerintah terkait operasi militer di negara bagian Rakhine. Operasi ini dikecam PBB dan dunia internasional karena disebut sebagai pembersihan etnis.

Baca: PBB: Myanmar Belum Siap Terima Kembali Rohingya

“Pengadilan memutuskan menolak proposal dari pengacara untuk membebaskan terdakwa sebelum semua saksi menjalani pemeriksaan silang,” kata Ye Lwin seperti dilansir Al Jazeera.

Pengadilan ini telah menggelar sidang penduluan sejak Januari 2018 untuk memutuskan apakah kedua jurnalis akan didakwa menggunakan undang-undang era kolonial Official Secrets Act, yang mengatur hukuman maksimal hingga 14 tahun penjara.

Hakim Ye Lwin mengatakan ada alasan tepat mengenai tuduhan terhadap kedua jurnalis sehingga mereka tidak boleh dilepaskan.

Pengacara kedua tersangka, Khin Maung Zaw, mengatakan hakim beralasan ingin mendengarkan dulu kesaksian dari delapan orang lagi dari total 25 orang saksi dalam kasus ini.

Kedua jurnalis ini sedang menginvestigasi pembunuhan massal 10 orang warga Rohingya pada 2 September 2017 di desa Inn Din, yang dilakukan pasukan Myanmar dan penduduk desa.

Anehnya, kedua jurnalis ditangkap lalu militer Myanmar mempublikasikan peristiwa pembantaian warga etnis Rohingya yang terjadi. 7 orang tentara Myanmar dijatuhi hukuman sepuluh tahun dengan tiga orang harus menjalani hukuman kerja paksa.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

4 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

7 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya