Putin dan Merkel Bertelepon Bahas Suriah

Reporter

Tempo.co

Selasa, 10 April 2018 09:26 WIB

Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan), Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri), dan PM Italia Matteo Renzi, berdiskusi di sela-sela KTT Asia-Eropa di Milan, Italia, 17 Oktober 2014. Putin mencari solusi atas sanksi uni Eropa atas krisis Ukraina dan aneksasi di Krimea. (AP/Daniel Dal Zennaro)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Kanselir Jerman, Angela Merkel saling bertelepon untuk bertukar pandangan mengenai situasi di Suriah. Putin menilai provokasi dan spekulasi penggunaan senjata-senjata kimia di Suriah adalah hal yang tidak dapat diterima.

Menurut Putin, penting saat ini bagi dunia internasional saling mengkonsolidasikan upaya-upaya menormalisasi situasi kemanusiaan di Suriah agar sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2401. Pernyataan Putin terkait dengan serangan senjata kimia pada 8 April 2018 di Douma, sebuah wilayah yang selama ini dikuasai oleh pemberontak di dekat ibu kota Damaskus. Serangan senjata kimia ini menewaskan sedikitnya 70 orang dan ratusan orang terkena dampaknya.

Baca: Putin Juga Pernah Pakaikan Mantel ke Angela Merkel

Serangan militer Rusia dengan menggunakan senjata kimia fosfor putih ditujukan pada kota yang diduga sebagai ibukota dari militan ISIS. dailymail.co.uk

Dikutip dari situs rt.com pada Selasa, 10 April 2018, Putin dan Merkel dalam pembicaraannya membahas pula tuduhan-tuduhan negara-negara Barat yang menuding pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia dalam perang sipil Suriah, yang sudah 7 tahun berkecamuk.

Advertising
Advertising

Baca: Menang Pilpres, Putin Dapat Ucapan Selamat, dari Siapa saja?

Selain kondisi di Suriah, dalam pembicaraan melalui telepon itu, Putin dan Merkel sepakat untuk melanjutkan upaya bersama dalam kerja sama Normandy Four untuk menyelesaikan krisis ekonomi dan keamanan di Ukraina. Tak hanya itu, kedua pemimpin pun mengkonfirmasi posisi mereka untuk sama-sama menghormati proyek pipa gas Nord Steam 2, yakni sebuah ekspor pipa gas baru dari Rusia ke Eropa melalui Laut Baltik.

Dikutip dari situs Deutsche Welle, pada Selasa, 10 April 2018, Jerman telah memberikan sebuah lampu hijau atas pembangunan proyek Nord Steam 2 yang sangat kontroversi karena melintasi bawah laut area Laut Baltik. Keputusan ini artinya, seluruh kendala hukum untuk membangun proyek sepanjang 31 kilometer jalur pipa di Zona Ekonomi Eksklusif Jerman, sudah tidak ada lagi. Terhitung sejak Januari 2018, otoritas Jerman menyetujui pembangunan pipa gas di area perairan Jerman.

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

3 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

6 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

8 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

9 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

12 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

13 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Terkait Ketegangan Israel-Iran, Negara-negara Ini Terbitkan Peringatan Perjalanan

18 hari lalu

Terkait Ketegangan Israel-Iran, Negara-negara Ini Terbitkan Peringatan Perjalanan

Peringatan itu muncul saat Teheran menjanjikan pembalasan terhadap Israel atas serangan mematikan 1 April lalu terhadap konsulat Iran di Suriah.

Baca Selengkapnya

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

18 hari lalu

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

18 hari lalu

Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

Gedung Putih memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah sebagai pembenaran ntuk eskalasi regional

Baca Selengkapnya

Israel Waspadai Serangan Iran, Balas Kematian Jenderal Garda Revolusi

19 hari lalu

Israel Waspadai Serangan Iran, Balas Kematian Jenderal Garda Revolusi

Israel mewaspadai serangan balasan dari Iran usai terbunuhnya dua jenderal dari Garda Revolusi.

Baca Selengkapnya