Kronologi Pembebasan 6 ABK WNI di Libya

Reporter

Tempo.co

Senin, 2 April 2018 21:36 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerahkan 6 anak buah kapal atau ABK WNI kepada anggota keluarga, Senin, 2 Maret 2018. Ke-6 ABK tersebut disandera oleh kelompok bersenjata di Benghazi, Libya sejak 23 September 2017. Sumber: TEMPO/Suci Sekarwati

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen Negara, dan Kedutaan Besar RI di Tripoli membebaskan enam anak buah kapal WNI yang disandera di Benghazi penuh jalan berliku. Namun segala hambatan itu terbayar lunas saat kelompok bersenjata di Benghazi, Libya, melepaskan para sandera.

Baca: Retno Marsudi Umumkan Pembebasan 6 Sandera WNI di Libya

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara dengan keluarga enam warga negara Indonesia yang menjadi korban sandera kelompok bersenjata Benghazi, Libya, saat penyerahan kepada pihak keluarga di Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 2 April 2018. TEMPO/Subekti.

Baca: Kisah WNI Bebas dari Penyanderaan di Libya

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, pihaknya mendapat kabar penyanderaan enam ABK WNI lima hari setelah penyanderaan atau tepatnya pada 28 September 2017. Semenjak itu, semua kontak dilakukan, termasuk dengan pemilik kapal Salvatur VI yang berbendera Malta.

Advertising
Advertising

“Kita juga komunikasi dengan keluarga ABK dan para ABK yang masih dalam posisi penyanderaan untuk memastikan posisi mereka dalam keadaan baik,” kata Retno, Senin, 2 April 2018.

Pada Desember 2017, tim penyelamat di KBRI Tripoli mencoba berkomunikasi dengan kelompok penyandera bersenjata di Benghazi. Ketika itu, dicapai kesepakatan untuk memberikan alat komunikasi kepada para sandera. Walhasil, pada bulan itu, komunikasi baru bisa dilakukan antara Kementerian dan para ABK WNI serta ABK WNI dengan keluarga mereka.

Proses pembebasan para sandera ini tidak mudah. Ada masalah politik antara pemerintah Benghazi dan pemerintah pusat Tripoli. Apalagi Benghazi merupakan sebuah wilayah konflik. Kompleksitas pembebasan tidak mudah sama sekali. Karena itu, proses pembebasan harus dilakukan dengan hati-hati.

Upaya pendekatan yang intensif dengan menekankan kedekatan antara Indonesia dan Libya terus dilakukan. Indonesia tidak memihak dalam konflik politik di Libya. Setidaknya hal itu membuat para penculik luluh.

Pada 23 Maret 2018, tim penyelamat berangkat melalui Tunisia menuju Kota Tripoli, Libya, untuk bertemu dengan tim dari KBRI Tripoli. Satu hari setelah tiba di Benghazi, harapan untuk menjemput para sandera gagal, bahkan sampai hari kedua di Benghazi belum disepakati mekanisme dan lokasi penjemputan 6 ABK WNI yang disandera.

Pada 27 Maret 2018 pukul 12.30, setelah enam bulan penyanderaan, akhirnya keenam ABK WNI bertemu dengan tim penyelamat. Proses serah-terima sandera dilakukan di sebuah pelabuhan ikan di Benghazi tanpa uang tebusan.

Berita terkait

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

22 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

3 hari lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

3 hari lalu

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

3 hari lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

4 hari lalu

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

Maarten Paes yang telah resmi menjadi WNI pada Selasa, 30 April 2024, mengaku tak sabar untuk bermain bersama timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

5 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

8 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

8 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya