Perang Dagang Dimulai, Cina Balas Tarif Impor Amerika

Editor

Budi Riza

Senin, 2 April 2018 14:48 WIB

Presiden Cina, Xi Jinping dan Presiden AS, Donald Trump. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina akhirnya membalas pengenaan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Ahad malam, 1 April 2018.

Kementerian Perdagangan Cina menaikkan tarif untuk impor 128 jenis barang konsumen dari Amerika hingga 25 persen dengan total nilai tarif sekitar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 41,3 triliun.

Baca: Kapal Penghancur Amerika Datang, Cina Meradang

Ini merupakan aksi balasan setelah Trump mengumumkan menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari Cina sebanyak masing-masing 25 persen dan 10 persen, atau setara dengan US$ 60 miliar atau Rp 825,2 triliun. Pengumuman ini dilakukan pada pekan lalu.

Baca: Perang Dagang Amerika Cina, Indonesia Bisa Lirik Partner Lain

Advertising
Advertising

“Meskipun Cina dan Amerika tidak menyatakan secara terbuka bahwa kedua negara sedang melakukan perang dagang, percikan perang dagang ini mulai terjadi,” begitu dilansir media propaganda pemerintah Cina, Global Times, Ahad.

Beberapa jenis produk impor dari Amerika yang dikenai kenaikan tarif adalah daging babi beku, anggur, buah, dan kacang-kacangan.

Reuters melansir Kementerian Perdagangan Cina menyatakan negara itu menghentikan pelaksanaan kewajiban ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait dengan pengurangan tarif 120 jenis barang, seperti buah dan etanol impor dari Amerika. Barang-barang ini akan dinaikkan tarifnya hingga 15 persen.

Produk lain, seperti aluminium bekas dan daging babi, akan dikenakan kenaikan tarif impor sebanyak 25 persen mulai 2 April 2018.

“Penghentian konsesi tarif oleh Cina ini sah di bawah aturan WTO untuk menjaga kepentingan nasional,” begitu dilansir Kementerian Perdagangan Cina.

Trump mengenakan kenaikan tarif untuk impor aluminium dan baja dari Cina, tapi menunda pengenaan tarif itu terhadap produk serupa dari Uni Eropa, Korea Selatan, dan Australia karena ingin mengenakan hukuman kepada Cina.

Pemerintah Cina selama ini dituding memaksa perusahaan Amerika yang beroperasi di negara itu untuk menyerahkan hak atas kekayaan intelektualnya, sehingga melemahkan daya saing perusahaan Amerika menjual produk-produknya.

Pada Kamis pekan lalu, pemerintah Cina mengingatkan Amerika agar tidak membuka kotak Pandora dengan memulai praktik proteksionisme yang merugikan perekonomian global.

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

4 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

9 jam lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

11 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

1 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya