Ini Agenda Indonesia-Afrika Forum
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Jumat, 23 Maret 2018 10:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia – Afrika Forum atau IAF pada 10 April-11 April 2018 akan memfokuskan pada peningkatan hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara Afrika. Indonesia ingin menterjemahkan hubungan politik yang tinggi dengan negara-negara Afrika dalam kerja sama ekonomi konkrit.
Menurut Daniel T.S. Simanjuntak, Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri, acara yang diselenggarakan selama dua hari di Nusa Dua, Bali akan sangat dioptimalkan dengan diselenggarakannya sejumlah panelis dalam beberapa sesi. Setiap sesi diskusi akan ada 5 sampai 6 pembicara, seperti menteri luar negeri, menteri keuangan, CEO sebuah perusahaan dan Direktur. Dalam sesi-sesi tersebut Kementerian Luar Negeri akan memberikan arahan bagaimana memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Baca: Indonesia-Afrika Forum, Menarik Peluang Ekonomi Baru
Baca: Afrika Menyimpan Potensi Ekonomi Tersembunyi
Rencananya, pembukaan IAF akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, yang sekaligus akan membuka pameran produk-produk Indonesia dalam forum tersebut. Sedangkan pada hari kedua, Wakil presiden Jusuf Kalla diharapkan akan memberikan pidato dengan penekanan pada bisnis perspektif. Sedangkan di sela-sela IAF, kemungkinan akan ada pertemuan bilateral atau courtesy call, yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan perwakilan negara-negara Afrika dan pihak luar.
“Afrika itu sangat penting untuk keamanan energi kita. Contohnya dengan Nigeria, kebutuhan energi kita sangat besar karena pertumbuhan masyarakat semakin banyak dan besar serta industrialisasi terjadi di Indonesia. Dalam semangat kemitraan kita butuh Afrika,” kata Daniel, Kamis, 22 Maret 2018 di Jakarta.
Data GAPKI atau Indonesian Palm Oil Association pada 2017 menyebut peningkatan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Afrika naik cukup tinggi. Indonesia selama ini diantaranya mengimpor kapas untuk tekstil dari negara-negara Afrika. IAF ditargetkan bisa mendorong kerja sama yang lebih menguntungkan kedua belah pihak di tengah-tengah derasnya perlindungan dagang.