Alasan Trump Akur dengan Putin: Perdamaian Dunia

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 22 Maret 2018 12:49 WIB

Presiden Donald Trump bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. REUTERS

TEMPO.CO, Washington -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membela keputusannya mengucapkan selamat atas kemenangan Vladimir Putin pada pemilihan Presiden Rusia, yang berlangsung pada Ahad, 18 Maret 2018. Putin menjabat untuk periode keempat dan bakal berlangsung hingga 2024.


Trump mengatakan dia membutuhkan Putin untuk menyelesaikan berbagai krisis dunia seperti Korea Utara, Suriah dan lainnya. Trump mencuit soal ini lewat akun Twitter-nya @realdonaldtrump sekitar sebelas jam lalu.

Baca: Abaikan Larangan, Trump Akhirnya Ucap Selamat Kepada Putin

Advertising
Advertising


"Obama juga telah menelpon Putin di masa lalu. Media penyebar berita bohong menggila karena mereka ingin saya mengecamnya (Putin) secara keras. Mereka salah! Akur dengan Rusia dan lainnya merupakan hal bagus, bukan hal buruk..," cuit Trump, Kamis, 22 Maret 2018.

Baca: Trump Terima Surat Misterius dari Putin pada 2013, Isinya?

Sejumlah balon bergambarkan patung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Turki Tayyip Erdogan diarak selama parade Karnaval yang ke-134 di Nice, Perancis, 20 Februari 2018. REUTERS
Menurut Trump, Rusia dapat membantu mengatasi masalah dengan Korea Utara, Suriah, Ukraina dan terkait perlombaan senjata. Masih menurut Trump lewat cuitannya,"Bush juga mencoba untuk akur tapi tidak memiliki 'kepandaian''. Obama dan Clinton mencobanya tapi juga tidak memiliki energi dan chemistry (ingat ULANG). PERDAMAIAN LEWAT KEKUATAN!"


Keputusan Trump untuk mengucapkan selama kepada Putin, yang memenangkan pilpres dengan perolehan sekitar 77 persen suara, melanggar nasehat internal dari para pejabat Gedung Putih. Para penasehat politik Trump bahkan membuat tulisan dengan huruf kapital dengan bunyi "JANGAN BERSIKAP".

Sekretaris pers Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan ada dua isu utama terkait Rusia yaitu campur tangan Rusia pada pilpres 2016 dan tuduhan Rusia terlibat menyerang bekas intelnya Sergei Skripal dengan racun di Inggris.


Terkait isu Skripal, Trump, PM Inggris Theresa May, Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, seperti dilansir Reuters, sebelumnya mengecam Rusia sebagai pelaku penyerangan terhadap bekas intelnya di Inggris. Namun, para pemimpin Eropa juga juga telah mengucapkan selamat kepada Putin atas kemenangannya itu.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyampaikan pidato saat kampanye dan konser yang menandai ulang tahun keempat aneksasi Rusia di Manezhnaya Square di Moskow, Rusia, 18 Maret 2018. REUTERS
Saat ini, Trump sedang dalam penyelidikan oleh penasehat khusus Robert Mueller, yang merupakan bekas direktur FBI, terkait dugaan tim kampanyenya berkolusi dengan Rusia agar Trump memenangkan pilpres AS pada 2016.


Para politikus AS menyangsikan keabsahan kemenangan Putin dengan mengutip berita kecurangan yang terjadi di berbagai lokasi tempat pemungutan suara.


"Presiden AS tidak memimpin Dunia Bebas dengan mengucapkan selamat kepada diktator yang memenangkan pilpres yang curang," kata John McCain, senator asal Partai Republik, yang merupakan pendukung Trump namun kerap mengkritik Putin selama ini.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

7 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

10 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

15 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

16 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

26 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

30 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

31 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya