Eks Presiden Prancis Sarkozy Jadi Tersangka Kasus Uang Gaddafi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 22 Maret 2018 11:32 WIB

Bekas Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, didakwa menerima uang dari mantan pemimpin Livya Muammar Qadafi untuk dana kampanye 2007. [Patrick Hertzog/Reuters]

TEMPO.CO, Paris -- Para penyelidik Prancis telah setelah menanyai bekas Presiden, Nicolas Sarkozy, pada Rabu, 21 Maret 2018, waktu setempat.
Hasil dari interogasi ini, seperti dilansir Reuters, akan menjadi dasar bagi hakim apakah perlu menggelar investigasi formal terkait tudingan Sarkozy menerima uang dari bekas diktator Libya, Muammar Gaddafi untuk membiayai kampanye pemilihan Presiden. Sarkozy menjadi Presiden Prancis pada 2007 -- 2012.


"Sarkozy diperiksa seharian penuh untuk hari kedua pada Rabu oleh penyelidik polisi terkait tudingan menerima uang kampanye pilpres 2007 dari bekas diktator Libya Muammar Gaddafi," begitu dilansir media Reuters, Rabu, 21 Maret 2018.

Baca: Prancis: Nicolas Sarkozy Terima Uang Dari Libya


Reuters mengutip sumber anonim bahwa proses pemeriksaan kasus Sarkozy telah ditingkatkan. "Bekas Presiden Nicolas Sarkozy diberitahu setelah dua hari ditahan bahwa dia telah ditetapkan sebagai tersangka terkait invetigasi kasus menerima uang kampanye dari Gaddafi," begitu dilansir Reuters.

Advertising
Advertising

Baca: Diduga Terima Uang Diktator Libya Gaddafi, Sarkozy Ditangkap

Kasus Korupsi yang Menjerat Sarkozy
Seusai pemeriksaan selama dua hari, seperti dilansir media Euronews, Sarkozy dibebaskan dari pengawasan pengadilan untuk sementara.
Pemeriksaan kasus uang kampanye ini merupakan kasus kedua yang sedang dihadapi Sarkozy. Kasus pertama adalah mengenai penggunaan uang kampanye secara ilegal, termasuk kemungkinan dia melakukan apa yang disebut oleh media Le Monde sebagai korupsi pasif.


Kasus uang kampanye dari diktator Libya itu terungkap setelah Gaddafi terjungkal dari posisinya lewat serangan separatis yang menewaskannya di Sirte pada 2011. Saat itu, Gaddafi bersembunyi di gorong-gorong dan diketahui para pemberontak.


Diktator yang sempat berkuasa selama 49 tahun itu kemudian ditangkap lalu dipukuli warga di jalanan sebelum kemudian ditembak.
Anak Gaddafi, Saif Al Islam, bercerita kepada media bahwa ayahnya pernah memberikan uang sebanyak US$6 juta ata sekitar Rp82 miliar, yang diberikan oleh kepala intelejen Libya kepada tim kampanye Sarkozy lewat pengusaha bernama Ziad Takieddine. Saif meminta uang itu dikembalikan karena milik rakya Libya.

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

19 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

27 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

28 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

28 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

33 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya